Jateng Makin Setara Gender, Ini Faktor Pendukungnya
- BPS menyebut kesetaraan laki-laki dan perempuan di Provinsi Jateng semakin seimbang dan lebih baik ketimbang Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten.
Nasional
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di provinsi Jateng semakin mengecil. Bahkan, kesetaraan laki-laki dan perempuan semakin seimbang. Merujuk data ini lebih baik ketimbang Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten.
Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan sejak 2018 IKG di Provinsi Jateng konsisten terus mengalami penurunan. Ini indikasi, ketimpangan peran laki-laki dan perempuan semakin mengecil serta perkembangan yang semakin berimbang.
Dadang menjelaskan, IKG Jateng tahun 2022 tercatat 0,371. Ini merunun 0,006 poin dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 0,377. Hal tersebut karena perbaikan dimensi kesehatan reproduksi, dan dimensi pasar tenaga kerja.
“IKG Jateng selama lima tahun terkhir sejak 2018-2020 konsisten menurun. Sempat naik pada 2021 dan kembali turun 2022. sejak tahun 2018 berkurang 0,019 poin rerata turun 0,005 poin per tahun. Hal ini mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil atau persamaan yang semakin membaik,” jelas Dadang dalam keterangan resmi dikutip TrenAsia.com, Kamis, 3 Agustus 2023.
- Apakah Waktu Luang Bisa Membawa Kebahagiaan?
- Menilik 5 Strategi Unilever Menjadi Pemain Utama Bisnis Kebutuhan Rumah Tangga
- Menilik Geliat Industri Penerbangan Internasional
Dengan begitu, ini mengindikasikan bahwa ketimpangan gender yang semakin mengecil atau persamaan yang semakin baik. Dadang kemudian menjelaskan IKG Jateng ini dipengaruhi beberapa indikator antara lain dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pasar tenaga kerja.
Perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator perempuan pernah kawin 15-49 tahun yang saat kelahiran pertama berumur kurang dari 20 tahun (MHPK20). Indikator tersebut turun dari 26,7 persen pada 2021 menjadi 26,4 persen pada 2022.
Selanjutanya, perbaikan dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh perbaikan dua indikator. Pertama, proporsi perempuan 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas, yang meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Proporsi Keterwakilan
Tercatat untuk proporsi keterwakilan di Jateng baik perempuan dan laki mengalami peningkatan signifikan. Untuk proporsi perempuan meningkat dari 26,82 persen pada tahun 2021 menjadi 28,79 persen pada tahun 2022. Sedangkan proporsi laki-laki meningkat dari 32,26 persen menjadi 34,14 persen pada tahun 2022.
Selain itu, proporsi keterwakilan perempuan di parlemen yang meningkat pada tahun 2022 menjadi sebesar 20 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 18,33 persen.
- Antisipasi El Nino, Pemkot Surabaya Lakukan Penanaman Bahan Pengganti Padi
- Hari Raya Galungan: Pengertian, Makna, dan Prosesi
- 5 Alasan Mengapa Anda Sebaiknya Tidak Beli HP dengan Penyimpanan Kurang dari 256GB
Sementara itu, untuk dimensi pasar tenaga kerja, diukur menggunakan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tercatat, selama 2018-2022 TPAK laki-laki dan perempuan semakin meningkat.
TPAK laki-laki pada tahun 2018 sebesar 81,59 persen menjadi 83,74 persen pada tahun 2022, atau meningkat 2,18 persen poin. Sementara itu, TPAK perempuan tahun 2018 sebesar 56,43 persen menjadi 58,31 persen pada tahun 2022 meningkat 1,88 persen poin.
Posisi Ketiga
Bila dibandingkan provinsi di Pulau Jawa, Jateng menempati posisi tiga dalam IKG. Tercatat, IKG di DI Yogyakarta sebesar 0,240, sementara di DKI Jakarta 0,320. Adapun di Jatim IKG tercatat 0,440, di Banten 0,478 dan Jabar 0,490.
Sementara itu, untuk 35 kabupaten/kota di Provinsi Jateng, Kabupaten Salatiga memiliki IKG terendah adalah Kota Salatiga dengan 0,133 dan IKG tertinggi adalah Kabupaten Wonosobo 0,503.
“Posisi IKG Jawa Tengah di Pulau Jawa menempati posisi ketiga setelah DIY dan DKI Jakarta. Namun, bila dibandingkan provinsi lain kesetaraan gender Jawa Tengah lebih baik bila dibandingkan provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten,” pungkas Dadang.