<p>Proyek infrastruktur LRT yang digarap BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk / Facebook @adhikaryaID</p>
Industri

Jauh Dari Target, Realisasi Kontrak Baru Adhi Karya Hanya Rp6,2 Triliun

  • JAKARTA – Emiten konstruksi PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraup perolehan kontrak baru sebesar Rp6,2 triliun hingga September 2020. Realisasi kontrak baru itu masih jauh dari target yang ditetapkan perseroan. Padahal hingga akhir 2020, perseroan membidik target kontrak baru sebesar Rp27,5 triliun. Dengan demikian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini baru merealisasikan kontrak baru […]

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Emiten konstruksi PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraup perolehan kontrak baru sebesar Rp6,2 triliun hingga September 2020. Realisasi kontrak baru itu masih jauh dari target yang ditetapkan perseroan. Padahal hingga akhir 2020, perseroan membidik target kontrak baru sebesar Rp27,5 triliun.

Dengan demikian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini baru merealisasikan kontrak baru sebesar 22,55%. Perseroan harus mengejar target tersebut di kuartal IV-2020 yang hanya tersisa tiga bulan lagi.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan kontrak baru perseroan paling besar disumbang dari proyek pembangunan gadung. Perseroan mengantongi proyek pembangunan gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) senilai Rp284,7 miliar.

Tahun ini, perseroan juga memperoleh kontrak baru untuk membangun gedung Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung. Proyek itu memiliki nilai investasi sebesar Rp203,6 miliar.

“Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru September meliputi konstruksi dan energi sebesar 89%, properti sebesar 10%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya,” kata Parwanto dalam keterangan resmi, Rabu, 7 Oktober 2020.

Dia juga menjelaskan kontrak baru perseroan terdiri dari proyek gedung sebesar 37%, mass rapid transit (MRT) sebesar 23%, jalan dan jembatan sebesar 20%, serta proyek Infrastruktur lainnya sebesar 20%. Adapun, proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek engineering procurement construction (EPC).

Perolehan kontrak baru ini didominasi oleh proyek yang berasal dari pemerintah. Kontribusinya mencapai 74%. Disusul, proyek dari BUMN sebesar 20%, serta dari swasta dan lainnya sebesar 6%.

Hingga September, emiten berkode saham ADHI ini menerima realisasi pembayaran keenam untuk pekerjaan proyek light rail transit (LRT) Jabodebek fase I senilai Rp1,8 triliun. Dana itu telah dibayarkan pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Menurutnya, pembayaran proyek LRT itu dilakukan berdasarkan progres pekerjaan dari Oktober 2019 sampai dengan Desember 2019. Perseroan telah menerima total pembayaran sebesar Rp10,8 triliun untu proyek pembangunan prasarana LRT Jabodebek tersebut.

Tercatat, per 25 September 2020, progres pembangunan proyek tersebut telah mencapai 77,3% untuk tahap pertama. Secara rinci, progres tersebut meliputi lintas pelayanan 1 yakni Cawang-Cibubur 91,2%, lintas pelayanan 2 yaitu Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 73%, dan lintas pelayanan 3 adalah Cawang-Bekasi Timur 70,7%.