<p>Ilustrasi work from home (WFH) alias bekerja dari rumah. / Pixabay</p>
Gaya Hidup

Jauh Sebelum Corona, Belanda Sudah Pimpin Budaya WFH

  • AMSTERDAM-Sejak kemunculan pandemi COVID-19, seluruh dunia serentak beradaptasi dengan aktivitas yang serba dari rumah. Faktanya, tidak semua negara atau perusaaan mampu menyesuaikan diri dengan budaya bekerja dari rumah (work from home/ WFH) secara baik. Namun, di antara banyak negara yang masih bermasalah dengan penyesuaian ekosistem baru yang serba daring (online), Belanda justru lebih santai sebab […]

Gaya Hidup
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

AMSTERDAM-Sejak kemunculan pandemi COVID-19, seluruh dunia serentak beradaptasi dengan aktivitas yang serba dari rumah. Faktanya, tidak semua negara atau perusaaan mampu menyesuaikan diri dengan budaya bekerja dari rumah (work from home/ WFH) secara baik.

Namun, di antara banyak negara yang masih bermasalah dengan penyesuaian ekosistem baru yang serba daring (online), Belanda justru lebih santai sebab budaya WFH telah lama ada di negara kincir angin tersebut.

“Kami cukup beruntung menjadi negara di mana 98% rumah memiliki akses internet berkecepatan tinggi, dan Belanda memiliki kombinasi teknologi, budaya, dan pendekatan yang tepat untuk membuat WFH berjalan sukses,” kata van Doorn, seorang pekerja asal Belanda, mengutip BBC, Minggu, 28 Juni 2020.

Jika dibandingkan dengara lain, Belanda memimpin budaya WFH jauh sebelum adanya COVID-19 dengan 14,1% dari total pekerja yang sudah menggunakan sistem jarak jauh. Inggris hanya mencatat 4,7% dan 3,6% untuk Amerika Serikat.

Dari seluruh negara di dunia, hanya Finlandia yang berada sedikit di bawah Belanda yang tercatat telah terbiasa dengan sistem bekerja dan belajar secara daring.

WFH di Belanda

Di seluruh dunia, banyak perusahaan yang mengalami transisi WFH yang kurang mulus. Sebab, mereka berjibaku dengan infrastruktur teknologi komputer dan sulitnya mengkalibrasi ulang budaya kerja untuk membuat karyawan tetap terhubung.

Sementara di Belanda, ketika pemerintah menetapkan kebijakan lockdown, perusahaan justru memberikan para pekerja pilihan yang fleksibel. Bahkan, menawarkan anggaran untuk merenovasi/ membangun ruang kerja mereka di rumah masing-masing dengan tujuan menciptakan ruang kerja rumahan yang nyaman dan produktif.

Suksesnya Belanda menerapkan WFH mulai dilirik sejumlah negara untuk belajar bagaimana budaya jarak jauh ini dapat sukses diterapkan. Mengingat COVID-19 mungkin saja akan berlangsung lama dan masyarakat dunia perlu beradaptasi pada kenormalan baru seperti ini.

Hasil jajak pendapat di AS baru-baru ini menunjukkan bahwa 59% pekerja jarak jauh ingin terus bekerja dari jarak jauh, bahkan jika pembatasan ekonomi dan penutupan sekolah telah dicabut sepenuhnya. Perusahaan-perusahaan besar internasional, termasuk Barclays dan Twitter, telah mengisyaratkan bahwa kendala sewa ruang kantor yang mahal mungkin tidak akan ditemui lagi karena orang bekerja dari rumah.

Aukje Nauta, seorang profesor psikologi organisasi di Universitas Leiden meneliti bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kapasitas pekerja dalam konteks pekerjaan yang dinamis.

“Nilai-nilai seperti demokrasi dan partisipasi sangat mengakar dalam budaya kerja Belanda, sehingga para manajer lebih mempercayai pekerja mereka daripada di tempat lain di dunia,” katanya.

Sebagai contoh, Bank ING di Amsterdam sekarang memiliki kebijakan liburan tanpa batas abgi pekerjanya. Artinya, pekerja dapat berlibur sebanyak yang mereka mau asalkan pekerjaan mereka tidak terganggu.

Banyaknya fasilitas kerja jarak jauh di Belanda tidak hanya menguntungkan karyawan dari perusahaan besar. Sekitar 1,1 juta pekerja di Belanda adalah wiraswasta, dan normalisasi kantor virtual telah memudahkan para freelancer dan pengusaha kecil untuk beroperasi tanpa memerlukan ruang kantor khusus.