JD.ID PHK Massal 30 Persen Karyawan, Sekitar 200 Pegawai Terdampak
- Informasi mengenai PHK massal ini menyeruak ke permukaan setelah akun @ecommurz membuat cuitan pada Selasa, 13 Desember 2022.
Industri
JAKARTA - Di media sosial, ramai soal pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan perusahaan e-commerce PT Ritel Bersama Nasional (JD.ID) kepada 55% karyawan. Namun, menurut keterangan dari pihak manajemen, yang terdampak adalah 30% atau sekitar 200 karyawan.
Informasi mengenai PHK massal ini menyeruak ke permukaan setelah akun @ecommurz membuat cuitan pada Selasa, 13 Desember 2022.
Menurut cuitan @ecommurz, terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran di JD.ID setelah digelarnya townhall meeting.
- Siap-Siap! 2,73 Juta Kendaraan Akan Lalu Lalang saat Libur Nataru
- Terimbas Kenaikan Inflasi dan Suku Bunga, Investor di Indonesia Makin Lirik Reksa Dana
- Ekonomi Diperkirakan Suram Walaupun Pembatasan di China Melonggar, Nilai Kurs Rupiah Ditutup Melemah
"Pemutusan hubungan kerja terjadi di JD.ID 11 menit setelah townhall hari ini. Tim tiba-tiba diinstruksikan untuk bekerja dari rumah minggu ini. Karyawan yang bertahan (diberitahu via e-mail) harus kembali lagi ke kantor minggu depan. Rumor menyebutkan sekitar 50-85% pegawai yang terdampak," tulis @ecommurz dalam cuitannya.
Cuitan tersebut pun menjadi ramai dibicarakan karena @ecommurz sendiri dikenal sebagai akun yang kerap kali memberikan informasi terbaru mengenai perkembangan start up di Indonesia.
Sementara itu, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara mengatakan bahwa jumlah karyawan yang terdampak adalah 30% atau sekitar 200 orang.
- Fantastis! Perputaran Uang Judi Piala Dunia 2022 Capai Rp546 Triliun Berkat COVID-19
- Tersangkut Korupsi, Kementerian BUMN Cari Pengganti Direktur Waskita Karya Bambang Rianto
- Lakukan Penyertaan Modal, Bank BJB Guyur Bank Bengkulu Rp100 Miliar
Ia mengatakan, PHK massal ini dilakukan agar perusahaan bisa beradaptasi dengan cepatnya perubahan bisnis belakangan ini.
"Langkah adaptasi perlu diambil perusahaan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan," ujar Setya melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Selasa, 13 Desember 2022.