Karyawan beraktifitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Jelang Akhir Pekan, IHSG Menguat di Pembukaan Pasar Hari Ini ke Level 6.919

  • Pergerakan indeks hari ini masih cenderung diselimuti oleh beberapa sentimen negatif yang menekan pergerakan indeks
Pasar Modal
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut ke level 6.919 pada pembukaan sesi pertama Jumat, 1 Juli 2022.

Hingga 09.02 WIB, IHSG bergerak di rentang 6.910 hingga 6.923. Frekuensi perdagangan hari ini 36.427 dengan volume 1,05 miliar lembar saham diperjualbelikan senilai Rp427,53 miliar. Sebanyak 140 saham bergerak naik, 146 turun, dan 212 saham stagnan. 

Hari ini, emiten yang menjadi top gainers  adalah PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) naik 10,91%, PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) naik 8,77%, dan PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) naik 5,15%.

Sebaliknya, jajaran top loosers antara lain PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) turun 6,76%, PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) turun 6,67%, dan PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) turun 5,98%.

Sementara itu, saham yang paling banyak ditransaksikan hari ini adalah PT Megapower Makmur Tbk (MPOW), PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Proyeksi IHSG Hari Ini

Meski masih menguat hingga pukul 09.15 WIB, IHSG diprediksi kembali melemah jelang akhir pekan ini. IHSG ditaksir di kisaran 6.840-7.027.

Analis Pasar Modal MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, IHSG sudah turun selama 4 hari berturut-turut. Bahkan sudah mencapai 131,35 poin atau 1,87%.

"Diperkirakan IHSG sulit untuk move on alias IHSG berpotensi akan kembali turun Jumat ini," ujar Edwin dalam risetnya, Jumat, 1 Juli 2022.

Senada, riset Surya Fajar Sekuritas juga memprediksi pergerakan indeks hari ini masih cenderung diselimuti oleh beberapa sentimen negatif yang menekan pergerakan indeks.

Sentimen tersebut berasal dari pasar global yang ditutup merang pada akhir Juni kemarin, selain itu penurunan harga minyak yang kembali terjadi menunjukkan masih adanya kekhawatiran terhadap potensi resesi.

Di sisi lain, pelaku pasar akan menanti rilis data inflasi Juni yang diperkirakan mencapai 4,2% year on year, lebih tinggi dari inflasi Mei kemarin yang tercatat 3,55% yoy, sementara itu, apabila peningkatan inflasi benar-benar terjadi maka IHSG berpotensi terkoreksi lebih dalam dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

Dari analisis teknikal, riset SF Sekuritas memprediksi pergerakan indeks berada pada kisaran level  6.830-6.920.