hulu-migas-by-fahrudin-efendi.jpg
Energi

Jelang Akhir Tahun, Lifting Migas Masih di Bawah Target

  • Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan capaian volume migas terangkut (lifting) per 31 Oktober 2024 mencapai 1,54 juta barel setara minyak (boepd).

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan capaian volume migas terangkut (lifting) per 31 Oktober 2024 mencapai 1,54 juta barel setara minyak (boepd). 

Realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN. Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyebut, Capaian ini menurun 0,96% dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang mencapai 1,56 juta barel setara minyak.

"Target lifting kami adalah 1,66 juta boepd dalam APBN 2024. Kami tidak hanya menyoroti minyak tapi temuan akhir ini banyak gas bumi yang akan kamu kembangkan,"katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi XII pada Senin, 18 November 2024.

Kepala SKK Migas memperkirakan kinerja lifting migas pada akhir 2024 mencapai 1,56 juta barel setara minyak atau hanya mencapai 93,82% dari target APBN 2024. Djoko mencontohkan temuan gas bumi yang dikembangkan, yakni Lapangan Abadi Masela, Lapangan Genting Oil di Papua, temuan di Blok Andaman, Blok Sakakemang, dan lapangan migas lainnya.

SKK Migas menulis, proyeksi lifting gas hanya mencapai 5.554 mmscfd atau 96% dari target APBN 2024 yang mencapai 5.785 mmscfd. Hal ini juga terjadi untuk angka cost recovery hulu migas. Dan  memprediksi akhir 2024 jumlahnya hanya mencapai US$8,05 miliar atau 97% dari target US$8,25 miliar pada tahun ini.

Djoko menyebut, realisasi investasi minyak dan gas bumi (migas) mencapai US$10,3 miliar atau Rp162,740 triliun (kurs Rp15.800 per dolar AS) sampai pada Oktober 2024.

Sedangkan dari sisi penerimaan negara, SKK Migas hingga Oktober 2024 sudah mencapai US$12,7 miliar atau sekitar Rp200,6 triliun dari target yang ditetapkan sepanjang tahun 2024 ini sebesar US$12,9 miliar atau setara Rp209,02 triliun.

Bahkan Djoko memprediksi hingga akhir tahun, penerimaan sektor hulu migas dapat tembus US$14 miliar.

Adapun RDP SKK Migas kali ini merupakan yang pertama dilakukan semenjak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melantik Djoko Siswanto menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Kamis, 7 November 2024 malam.

Djoko menggantikan posisi yang saat ini masih diisi Dwi Soetjipto. Dia sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN) sejak Juli 2019.