Jelang Bikin Baterai Listrik, Produksi Nikel Vale Indonesia Naik 10 Persen
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan perseroan telah memproduksi 19.477 metrik ton nikel dalam matte pada triwulan III-2020.
Industri
JAKARTA – Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat kenaikan produksi nikel sebesar 10% secara tahunan menjadi 55.792 metrik ton.
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan perseroan telah memproduksi 19.477 metrik ton nikel dalam matte pada triwulan III-2020.
“Operasi kami pada triwulan ketiga tahun 2020 lebih baik, meskipun dalam situasi pandemi, menghasilkan volume produksi yang lebih tinggi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 19 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Volume produksi pada kuartal III-2020 sekitar 4% lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi kuartal sebelumnya. Saat yang sama, produksi pada Januari-September 2020, tercatat naik 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami berterima kasih kepada semua karyawan atas kerja kerasnya dalam mewujudkan hal ini dan optimistis dapat memenuhi target produksi 2020 sekitar 73.000 ton,” kata dia.
Divestasi Saham dan Produksi Baterai
Pada Rabu, 7 Oktober 2020, Vale telah merampungkan divestasi 20% saham INCO kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Total saham yang dilepas dalam transaksi ini mencapai 1,98 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp5,52 triliun.
Divestasi ini dilakukan oleh Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sebagai pemegang saham mayoritas Vale Indonesia. VCL melepas total 14,9% saham, sementara SMM mengalihkan 5,1%.
Usai divestasi itu, kepemilkan saham VCL di INCO pun berkurang menjadi 44,32% atau 4,35 miliar lembar. Sedangkan porsi saham SMM saat ini hanya tersisa 15% atau 1,49 miliar saham.
Setelah menyerap divestasi saham INCO, Inalum yang ingin disebut Mining Industry Indonesia (MIND ID) ini tengah mendapatkan tugas memimpin pembentukan Indonesia Battery Holding (IBH). Bersama PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, tiga BUMN ini memiliki tugas masing-masing dari hulu tambang nikel hingga ke hilir menjadi electric vehicle (EV) battery. (SKO)