<p>Gojek dan Tokopedia secara resmi mengumumkan pembentukan Grup GoTo pada hari ini, Senin, 17 Mei 2021. / Dokumentasi Gojek-Tokopedia</p>
Fintech

Jelang IPO, GoTo Group Raih Pendanaan Rp5,68 Triliun dari Abu Dhabi

  • GoTo Group mendapatkan pendanaan US$400 juta dari Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) menjelang initial public offering (IPO).
Fintech
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - GoTo Group mendapatkan dana sebesar US$400 juta atau setara Rp5,68 triliun (kurs Rp14.200 per dolar Amerika Serikat) dari Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) menjelang initial public offering (IPO). 

Penandatanganan perjanjian kedua pihak telah berlangsung pekan ini. Dengan perjanjian tersebut, GoTo Group menjadi investasi pertama ADIA di ASEAN.

ADIA menyusul beberapa investor global yang telah menyuntik GoTo saat ini, seperti Alibaba Group, Astra International, Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent dan Warburg Pincus.

CEO GoTo Group Andre Soelistyo mengatakan dukungan investasi dengan skala seperti ini menegaskan keyakinan perusahaan bahwa Indonesia dan ASEAN akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk pendanaan di sektor teknologi.

"Kami bangga menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO kami, selagi kami menyiapkan bisnis untuk pertumbuhan eksponensial untuk tahun-tahun mendatang," katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 20 Oktober 2021.

Dia menambahkan, pihaknya mengapresiasi dukungan ADIA dan investor global lainnya yang telah menjadi bagian dari gerakan GoTo Group untuk menjalankan misi pengembangan teknologi digital.

"Kami selalu meyakini bahwa kesuksesan datang selama kami tetap berkomitmen dalam menjalankan misi memberdayakan kemajuan, dengan fokus peningkatkan taraf hidup dan membantu untuk membangun mata pencaharian di negara-negara tempat kami beroperasi," katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Private Equities ADIA Hamad Shahwan Al Dhaheri menyatakan pihaknya melihat potensi yang luar biasa besar dari bisnis teknologi yang dijalankan GoTo Group.

Sebagai pemain terbesar bisnis teknologi digital di negara ekonomi terbesar ASEAN, ADIA terdorong untuk terus memperkuat kehadirannya di negara ini.

Hamad menjelaskan investasi di GoTo sejalan dengan berbagai tema investasi utama ADIA, termasuk pertumbuhan ekonomi digital di negara-negara Asia Tenggara yang berkembang pesat.

"Kami telah mengikuti dengan cermat berbagai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Gojek dan Tokopedia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di kawasan ini, bahkan sebelum mereka bersatu. Kami sangat senang bisa bermitra dengan GoTo dan tim manajemennya di fase perkembangan selanjutnya," sambungnya.

GoTo adalah ekosistem digital terbesar di Indonesia yang dibangun dari merek Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial.

GoTo dibuat untuk memungkinkan semua orang berpartisipasi dalam ekonomi digital melalui ekosistem yang mencakup sebagian besar belanja rumah tangga.

Layanan yang disediakan GoTo mencakup transportasi on-demand, e-commerce, pengantaran makanan dan kebutuhan sehari-hari, logistik dan pergudangan, serta layanan keuangan.

GoTo Group menghasilkan lebih dari 1.8 miliar transaksi pada tahun 2020 dengan total nilai transaksi bruto (GTV) sebesar lebih dari US$22 miliar.