Ilustrasi aktivitas penambangan PT Amman Mineral Internasional.
Korporasi

Jelang IPO, Saham Amman Mineral (AMMN) Oversubsribed hingga 13,6 Kali

  • Kelebihan permintaan tersebut terjadi pada proses penawaran umum yang berlangsung pada 3-5 Juli 2023 dan mencatat harga final di angka Rp1.695 perlembar pada penutupan book building.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Amman Mineral Internasional yang akan resmi melaksanakan initial public offering (IPO) dengan kode saham AMMN pada hari Jumat, 7 Juli 2023, mencatat oversubscribed hingga 13,6 kali.

Kelebihan permintaan tersebut terjadi pada proses penawaran umum yang berlangsung pada 3-5 Juli 2023 dan mencatat harga final di angka Rp1.695 perlembar pada penutupan book building.

Dalam aksi IPO ini, penjamin pelaksana emisi efek Amman Mineral yaitu PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.

Sementara itu, yang berperan sebagai penjamin emisi efek di antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan bahwa terjadi kelebihan permintaan alias oversubsribed dalam penawaran umum perdana saham AMMN, yang mana terjadi kelebihan permintaan hingga 13,6 kali dengan jumlah investor lebih dari 27.000 orang.

"Pooling size juga meningkat dari 2,5% menjadi 7,5% dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO AMMN sebagai dampak dari oversubsription tersebut," kata Oki melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Jumat, 7 Juli 2023.

Sementara itu, Direktur Utama AMMN Alexander Ramlie menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi dukungan dari berbagai investor, baik dari segmen institusi maupun ritel, yang telah memberikan dukungannya pada masa book building dan juga penawaran umum kepada publik yang berakhir pada 5 Juli 2023.

"IPO ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis AMMN yang berkelanjutan di era transisi energi yang akan mendorong permintaan komoditas tembaga di masa mendatang," kata Alex.

Sebagai informasi, AMMN mengincar dana sebesar Rp10,73 triliun dari penerbitan 6.328.208.800 lembar saham dalam aksi IPO ini, yang mana jumlahnya setara dengan 8,8% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

AMMN pun menyelenggarakan program opsi kepemilikan saham atau management stock ownership plan (MSOP) dengan penerbitan saham sebanyak 602,33 juta lembar.

Sekitar Rp1,78 triliun dari dana IPO akan dimanfaatkan untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Kemudian, sekitar Rp3,04 triliun akan digunakan perseroan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara, dan sisa dana lainnya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator di Nusa Tenggara Barat dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di AMNT yang berlokasi di provinsi yang sama.

Sebelum resmi IPO, pemegang saham Amman Mineral yaitu PT Sumber Gemilang Persada dengan kepemilikan 35,58%, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 23,13%, PT AP Investment 17,08%, PT Alpha Investasi Mandiri 7,86%, PT Pesona Sukses Cemerlang 7,21%, PT Sumber Mineral Citra Nusantara 5,12%, dan PT Medco Services Indonesia 4,02%.

Amman Mineral Internasional sendiri adalah perusahaan holding yang berdomisili di Indonesia dan melakukan bisnis di bidang eksplorasi, pembangunan, penambangan, pemrosesan, dan nantinya akan bergerak juga di aktivitas pengolahan, dan pemurnian di Indonesia melalui perusahaan anak dan entitas asosiasi operasi perseroan.

Melalui anak perusahaan, yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara, AMMN mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbuka yang dikenal sebagai tambang Batu Hijau di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Tambang Batu Hijau memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi yang sangat bersih serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya, yang merupakan bahan baku (feedstock) yang sangat diminati oleh smelter di seluruh dunia. Per-31 Desember 2022, tambang Batu Hijau secara kumulatif telah memproduksi 9.400 Mlbs tembaga dan 9,5 Moz emas.

"Secara resmi, AMMN akan melantai di BEI mulai Jumat (7 Juli 2023) besok. Kami berharap dukungan dari pelaku pasar tetap positif. Terlebih dengan adanya berbagai program pengembangan tambang menuju fase 8, proyek smelter dan pemurnian logam mulia, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap," pungkas Alexander.