jalan Tol Semarang-Demak menjadi salah satu infrastruktur jalan yang dibangun di era Presiden Jokowi
Nasional

Jelang Lengser, Jokowi Beberkan Alasan Gencar Bangun Infrastruktur Indonesia

  • Pembangunan infrastruktur tersebut juga untuk meningkatkan Global Competitiveness Index.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan terkait gencarnya pembangunan yang dilakukan oleh Indonesia terutama dalam hal infrastruktur. Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutan Acara Silaturahmi dengan Penggiat Infrastruktur dalam rangka Hari Bakti PU Ke-78, Istana Negara, 4 Desember 2023. 

Presiden Jokowi membeberkan alasan pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia. “Pertama dalam rangka efisiensi biaya logistik,” kata dia. Menurutnya, hal itu penting dalam rangka berkompetisi dan bersaing dengan negara lain. 

Kedua, efisiensi biaya logistik penting untuk daya saing investasi di Indonesia. Investor tidak akan datang apabila infrastruktur di Indonesia masih jelek.

Ketiga, Jokowi ingin menumbuhkan titik ekonomi baru. “Dengan infrastruktur baru akan muncul pertumbuhan titik-titik ekonomi baru,” paparnya. 

Keempat, pembangunan infrastruktur dilakukan dengan alasan konektivitas sosial dan budaya. Melalui infrastruktur tersebut, orang dari berbagai pulau di Nusantara dapat melakukan perjalanan dan perpindahan kemana saja. Pembangunan infrastruktur tersebut juga untuk meningkatkan Global Competitiveness Index.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan pihak terkait agar dalam pembangunan infrastruktur dilakukan persiapan yang lebih komprehensif. “Saya hanya ingin mengingatkan dalam perencanaan ini penyiapannya agar lebih komprehensif,” kata Presiden Jokowi, dipantau secara daring melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, Senin. 

Jokowi lantas memberikan contoh terkait dengan penyiapan pembangunan dengan lebih komprehensif itu. Contoh yang diberikan yaitu soal membangun jalan “Saya beri contoh membangun jalan, jangan hanya urusan saja tetapi mestinya satu paket pengerjaan,” papar Presiden. 

Satu paket yang dimaksud olehnya yaitu jalan, drainase, dan landscape, serta trotoar. “Jadi sisi arsitekturnya, sisi landscapenya, semuanya menjadi kesatuan paket,” lanjutnya.

Jokowi mengatakan bahwa terkadang dalam pembangunan jalan hanya melihat anggarannya saja tidak dengan lainnya. “Tapi nanti menjadi jalan rusak karena drainase tidak ada karena belum dianggarkan,” tuturnya. 

Presiden menegaskan agar mengubah cara berpikir menjadi satu paket sehingga dalam pembangunan jalan misalnya, harus ada drainase, trotoar, dan landscape yang turut disiapkan.

Dalam contohnya itu, Presiden juga membeberkan alasan mengapa pembangunan harus dilakukan lebih komprehensif dan satu paket. Presiden memaparkan bahwa kalau hanya membangun jalan tanpa pelengkap lainnya, masyarakat dapat menyerobot kawasan pinggir jalan untuk berjualan kaki lima dan sebagainya. 

“Mau membuat trotoar, drainase harus ada ongkos sosialnya lagi,” papar Presiden.

Presiden kemudian memberikan contoh di Labuan Bajo dimana infrastruktur jalan cukup bagus. “Saya melihat jalan bagus, trotoarnya bagus, mulai ada tanam pohon seperti itu,” kata Presiden. Meski begitu, Presiden memberikan sedikit kritik dimana masih perlu ada pembenahan terhadap landscape di jalan tersebut.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga memamerkan pembangunan infrastruktur besar-besaran di Indonesia. 

“Kita memutuskan untuk membangun infrastruktur besar-besaran, negara sebesar Indonesia semua membutuhkan infrastruktur,” kata Presiden. Infrastruktur yang dimaksud meliputi jalan, Pelabuhan, bandara, hingga bendungan irigasi.

Infrasturktur berkaitan dengan pelayanan juga dibangun pemerintah melalui Kementerian PUPR meliputi pasar, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya. Presiden juga membanggakan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai salah satu proyek terbesar. 

“Periode yang kedua, kita membangun satu yang besar, proyek terbesar yaitu IKN Nusantara,” kata Presiden Jokowi.

Usai menjabat sebagai pemimpin negara selama dua periode, Jokowi akan digantikan oleh presiden baru terpilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang digelar pada Februari mendatang.