Ilustrasi produksi minyak mentah
Pasar Modal

Jelang OPEC Rilis Perkiraan Permintaan Global, Harga Minyak Dunia Diprediksi Melemah

  • Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga minyak pada perdagangan Senin, 16 Januari 2023, mengalami konsolidasi setelah bergerak menguat pada pekan lalu.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Harga minyak dunia diprediksi melemah menjelang rilis mengenai perkiraan permintaan global yang dikeluarkan oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Selasa, 17 Januari 2023 waktu setempat. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga minyak pada perdagangan Senin, 16 Januari 2023, mengalami konsolidasi setelah bergerak menguat pada pekan lalu.

Penurunan ini terjadi menjelang rilis perkiraan permintaan minyak dunia dari OPEC serta data-data ekonomi yang dapat berpengaruh kepada perdagangan minggu ini.

"Laporan (OPEC) ini bisa menjadi sangat penting bulan ini mengingat pentingnya pasar menempatkan potensi pemulihan permintaan minyak China setelah negara yang merupakan importir minyak mentah utama dunia ini menghapus pembatasan COVID-19 pada akhir 2022 setelah melakukan penguncian ketat bertahun-tahun," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Selasa, 17 Januari 2023.

Sementara itu, Analis dan Komisaris PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi mengatakan bahwa di pasar saat ini tengah tumbuh optimisme akan pemulihan permintaan dari China sementara pasar minyak tetap dapat dipasok dengan cukup baik.

"Kami melihat kenaikan lebih lanjut dari kuartal 2023 di US$87,5 (Rp1,31 juta dalam asumsi kurs Rp15.045 per-dolar Amerika Serikat/AS) perbarel karena pasar semakin ketat," ujar Vandy dikutip dari riset harian, Selasa, 17 Januari 2023.

Indikasi yang menunjukkan bahwa pasokan minyak dunia tengah melimpah di antaranya posisi ekspor Iran yang mencapai level tertinggi baru dalam dua bulan terakhir 2022 walaupun ada sanksi dari AS atas pengiriman yang lebih tinggi ke China dan Venezuela.

Menurut data SVB International, ekspor minyak mentah Iran pada Desember rata-rata mencapai 1,13 juta barel perhari, naik 42.000 barel perhari dari November.

"Namun, pasokan dapat dipengaruhi oleh berita bahwa Turki menutup Selat Bosphorus yang vital untuk pengiriman Senin pagi setelah sebuah kapal terjepit di tepi jalur air yang menghubungkan Laut Hitam ke pasar global," kata Ibrahim.

Di sisi lain, faktor yang dapat mendorong kenaikan harga minyak mentah dunia adalah inflasi yang terindikasi akan mencapai puncaknya, terutama di AS.

Pada perdagangan pasar Eropa, Senin, 17 Januari 2023 pukul 20.40 WIB, harga minyak dunia diperdagangkan di kisaran US$79,51 (Rp1,19 juta) perbarel.

Untuk perdagangan Selasa, 17 Januari 2023, harga minyak dunia diperkirakan Ibrahim akan diperdagangkan melemah di rentang US$78,1 (Rp1,17 juta) - US$81,74 (Rp1,23 juta) perbarel.