<p>Karyawan menunjukkan uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu Bank BUMN di Jakarta, Selasa 2 Juni 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Jelang Pidato Gubernur The Fed, Rupiah Berpeluang Melemah ke Level Rp14.450

  • JAKARTA – Pelaku pasar menantikan pidato gubernur The Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengenai arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan
Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Pelaku pasar menantikan pidato gubernur The Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengenai arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Sentimen itu membuat nilai tukar rupiah berpotensi mengalami pelemahan ke level Rp14.400-Rp14.450 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan sentimen dari negara Adikuasa itu punya pengaruh yang tinggi terhadap nilai tukar rupiah. Potensi pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed diramal bakal mengurangi likuiditas dolar AS.

“Pasar kelihatannya berkonsolidasi mengantisipasi kemungkinan Powell akan mengindikasikan tapering akan dimulai di akhir tahun ini. Kebijakan tapering yang mengurangi pembelian aset atau obligasi bakal mengurangi likuiditas dollar di pasar sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS,” jelas Ariston kepada TrenAsia.com, Jumat, 27 Agustus 2021.

Pernyataan Gubernur The Fed itu juga krusial karena berkaitan dengan arah kebijakan suku bunga AS. Menurutnya, potensi itu membuat pelaku pasar kembali melirik investasi di AS.

Tapering ini juga nantinya akan berlanjut ke kebijakan kenaikan suku bunga AS yang tentunya akan memicu para pelaku pasar untuk mengkalkulasi ulang risiko dan posisinya di pasar keuangan,” ujar Ariston.

Padahal, Negeri Paman Sam masih mengalami lonjakan kasus COVID-19. Mengutip Worldometers, sudah terdapat 39,34 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 di Amerika Serikat hingga Jumat, 27 Agustus 2021.

Sementara itu, angka kesembuhan mencapai 30,72 kasus dengan total kematian sebesar 651.927.

“Nilai tukar rupiah berpeluang melemah kembali hari ini dengan sentimen penguatan dollar AS menjelang pidato Jerome Powell mengenai kebijakan moneter AS ke depan di acara Jackson Hole akhir pekan ini,” tegas Ariston.