Jelang Puasa, Begini Nasib Pedagang Gorengan saat Lonjakan Harga Minyak Goreng
- Keputusan hasil Sidang Isbat yang disampaikan oleh Kementrian Agama (Kemenag) melalui conference di media bahwa penetapan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada minggu, 3 Maret 2022
Nasional
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) telah mengumumkan bahwa 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu,3 Maret 2022. Namun di tengah harga minyak goreng mahal, para penjual takjil pun banyak yang mengalami kesulitan, terutama penjual gorengan.
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia mempunyai tradisi yang melekat akan berburu takjil. Terutama pada waktu-waktu menjelang berbuka puasa.
Dengan tingkat konsumsi yang dinilai tinggi saat Ramadan, hal ini menjadi peluang bagi para penjual makanan maupun minuman, terutama gorengan. Berbuka puasa terasa kurang jika tidak ada gorengan, di mana makanan satu ini seakan menjadi menu primadona yang tidak boleh terlewatkan di kalangan masyarakat Indonesia.
- Tidak Kalah dari Indra Kenz, Inilah 5 Orang yang Rela Berbohong untuk Pamer Harta Kekayaan
- Sentil Crazy Rich yang Senang Flexing, Konglomerat Dato Sri Tahir: That’s Rubbish
- 8 Jalan Tol Milik Konglomerat Jusuf Hamka, Termasuk Cisumdawu!
Akan tetapi, jangan kaget jika di bulan Ramadan ini membeli gorengan cukup merogoh isi dompet kita lebih dalam. Hal ini dikarenakan naiknya harga minyak goreng yang semula Rp14.000 per liter kini dikembalikan ke harga keekonomisan di kisaran Rp28.000 per liter.
Kenaikan harga minyak goreng tersebut pastinya membuat para pedagang gorengan menaikkan harganya. Ini disebabkan minyak goreng menjadi bahan dasar membuat gorengan.
Salah satunya pedagang gorengan di sekitar Jagakarsa, Maryani. Dirinya yang sejak muda sudah berjualan ini harus terpaksa menaikan harga gorengannya hingga dua kali lipat dari yang awalnya Rp1.000 per potong.
"Harga gorengan pasti naik 1 potong jadi 2.000" ujar Maryani kepada TrenAsia.com.
Dirinya pun mengatakan, harga tersebut dinilai sudah menyesuaikan dengan harga minyak goreng yang ikutan naik. Akan tetapi Maryani pun merasa bimbang akan keputusannya.
"Kalau dinaikan nanti yang beli protes takut kurang laku, kalau dijual pakai harga lama jadi rugi banyak," tambah Maryani.
Walaupun begitu, dirinya tetap akan menjual gorengan dengan harga baru menyesuaikan kenaikan minyak goreng.