<p>Ilustrasi suku bunga acuan dan kurs rupiah. / Pixabay</p>
Nasional

Jelang Putusan RDG, Ekonom Proyeksikan BI Rate Naik 25 bps

  • Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini inflasi inti berada di level 2,36% yoy seiring dengan lonjakan harga pangan. Kenaikan pangan tersebut disebabkan oleh adanya gangguan pada rantai pasokan, dan Rully berpendapat bahwa hal tersebut menjadi alasan bagi BI untuk mempertahankan suku bunga.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Prediksi para ekonom soal keputusan Bank Indonesia (BI) untuk tingkat suku bunga bulan Juli 2022 terbagi dua. Keputusan itu akan diumumkan oleh BI melalui konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan Kamis, 21 Juli 2022.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Walaupun inflasi inti diperkirakan masih ada di kisaran normal, tetapi Piter menilai bahwa BI perlu merespon tekanan rupiah dengan mengerek suku bunga.

"Dikhawatirkan kalau BI tidak menaikkan suku bunga sementara The Fed terus agresif menaikkan suku bunga, maka interest rate differential atau spread suku bunga akan semakin tipis yang bisa memicu keluarnya modal asing dan tekanan terhadap rupiah akan semakin besar," ujar Piter kepada TrenAsia, Kamis, 21 Juli 2022.

Sementara itu, ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto memprediksi BI baru akan mulai menaikkan suku bunga acuannya pada bulan September dan Desember masing-masing sebesar 25 basis poin.

"Kita perkirakan BI akan menaikkan suku bunga itu di September dan Desember masing-masing sebanyak 25 basis poin sehingga BI7DRR akan berada di posisi 4% pada akhir 2022," kata Rully dalam acara Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang ditayangkan secara virtual beberapa waktu lalu.

Menurut Rully, BI akan mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga saat inflasi inti telah mencapai 3% year-on-year (yoy) yang diperkirakan akan terjadi pada bulan September.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini inflasi inti berada di level 2,36% yoy seiring dengan lonjakan harga pangan. Kenaikan pangan tersebut disebabkan oleh adanya gangguan pada rantai pasokan, dan Rully berpendapat bahwa hal tersebut menjadi alasan bagi BI untuk mempertahankan suku bunga.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi membenarkan soal proyeksi suku bunga BI yang terbagi dua. Di satu sisi, ada sebagian ekonom yang memprediksi kenaikan sebesar 25 basis poin sementara sebagian lainnya meramalkan BI akan tetap mempertahankan suku bunga di level 3,5%.

Menurut Ibrahim, potensi kenaikan suku bunga BI didorong oleh urgensi untuk menjaga stabilitas nilai rupiah. Di tengah tren kenaikan suku bunga yang terjadi di tingkat global, BI masih mempertahankan tingkat suku bunganya sehingga mendorong investor asing untuk meninggalkan Indonesia dan membuat rupiah tertekan.

Ibrahim sendiri berpendapat bahwa BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di bulan Juli 2022. Salah satu faktornya adalah neraca transaksi berjalan pada kuartal I dan II-2022 yang mencetak surplus.

"Faktor lain yang membuat BI akan mempertahankan suku bunga pada bulan ini adalah inflasi yang masih terjaga. Laju kencang inflasi Indonesia lebih dipengaruhu oleh faktor supply. Inflasi akan melandai jika supply kembali normal," ungkap Ibrahim dikutip dari riset harian, Kamis, 21 Juli 2022.