Jelang Rilis Data Inflasi AS, Aset Kripto Big Cap Masih di Zona Merah
- Menurut trader Tokocrypto Afid Sugiono, investor tampaknya mengambil sikap wait and see sebelum perilisan data inflasi AS sehingga membuat pasar tampak kurang bergairah sejak awal pekan.
Pasar Modal
JAKARTA - Menjelang perilisan data inflasi Amerika Serikat (AS), mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) masih melaju di zona merah berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Rabu, 13 Juli 2022 pukul 11.00 WIB.
Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin (BTC) mengalami penurunan sebesar 2,26% dan saat ini menempati posisi harga US$19.486 atau setara dengan Rp292,15 juta dalam asumsi kurs Rp14.993 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kemudian, Ethereum (ETH) yang menempati peringkat kedua big cap pun melaju di tren menurun dengan persentase 3% dan menduduki harga US$1.054 (Rp15,8 juta).
Di peringkat ketiga, Tether (USDT) stagnan di level US$0,9993 (Rp14.982) sementara USD Coin (USDC) di peringkat keempat mengalami kenaikan 0,01% di level US$1 (Rp14.993).
Binance Coin (BNB) di peringkat kelima mencatat penurunan 0,75% ke harga US$223,21 (Rp3,34 juta), dan Binance USD (BUSD) di peringkat keenam mengalami kenaikan 0,17% ke level US$1 (Rp14.993).
Di peringkat ketujuh, Ripple (XRP) turun 0,55% ke harga US$0,312 (Rp4.677), dan di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) melemah 3,83% ke posisi US$p0,4207 (Rp6.307).
Selanjutnya, Solana (SOL) di peringkat kesembilan mencatat penurunan 1,54% ke harga US$33,07 (Rp495.818) sementara di peringkat kesepuluh, Dogecoin (DOGE) turun 2,63% ke level US$0,06056 (Rp907).
- Hadapi Gugatan Karena Batal Akuisisi Twitter, Elon Musk Malah Sibuk Nge-Meme
- Bank Indonesia Ungkap 6 Tujuan Penerbitan Rupiah Digital atau CBDC
- Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Ini Jurus Pertamina Cegah Warga Migrasi ke Gas Melon
Menurut trader Tokocrypto Afid Sugiono, investor tampaknya mengambil sikap wait and see sebelum perilisan data inflasi AS sehingga membuat pasar tampak kurang bergairah sejak awal pekan.
Afid pun mengatakan, tren bearish yang saat ini dialami oleh pasar kripto masih didorong oleh sentimen makroekonomi yang belum memberikan sinyal positif untuk instrumen investasi berisiko.
“Mengingat tekanan makroekonomi masih cukup tinggi pekan ini, maka investor bisa berharap bahwa harga-harga aset kripto akan melakukan retest level support-nya berulang kali. Sepertinya, penguatan Bitcoin akan sangat rapuh,” ujar Afid dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 13 Juli 2022.
Afid pun menyarankan para investor untuk tetap berkepala dingin dan menggunakan strategi dollar cost averaging (DCA) saat memasuki pasar kripto.
- Keponakan Luhut, Pandu Sjahrir Mundur dari Komisaris Digital Mediatama Maxima (DMMX)
- 5 Crazy Rich Pengusaha Kayu Indonesia
- Sontek 3 Strategi Bertahan Hidup saat Inflasi Tinggi
Top Gainers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:
1. Quant (QNT): +7,16% (US$82,9/Rp1,24 juta)
2. Serum (SRM): +6,95% (US$1,02/Rp15.292)
3. STEPN (GMT): +2,15% (US$0,86/Rp12.893)
4. Huobi Token (HT): +1,89% (US$4,42/Rp66.269)
5. Uniswap (UNI): +1,79% (US$5,58/Rp83.660)
Top Losers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:
1. Chiliz (CHZ): -8,26% (US$0,09832/Rp1.474)
2. Terra Classic USD (USTC): -7,98% (US$0,04269/Rp640)
3. Arweave (AR): -7,76% (US$10,98/Rp164.623)
4. Loopring (LRC): -7,67% (US$0,362/Rp5.427)
5. Tezos (XTZ): -7,6% (US$1,46/Rp21.889)