<p>Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara. / Dok. Kementerian PUPR</p>
Nasional

Jembatan Teluk Kendari Dorong Ekonomi Sulawesi Tenggara

  • Kendari-Progres pembangunan Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara telah mencapai 92%. Kehadiran jembatan penghubung ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan jembatan tersebut menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. “Konektivitas antar wilayah diperlukan agar pergerakan orang, barang, serta […]

Nasional
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

Kendari-Progres pembangunan Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara telah mencapai 92%. Kehadiran jembatan penghubung ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan jembatan tersebut menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Konektivitas antar wilayah diperlukan agar pergerakan orang, barang, serta logistik lebih cepat dan efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Basuki dalam keterangan resmi di laman Kementerian PUPR, Senin, 18 Mei 2020.

Disamping itu, Basuki menyebutkan dengan konektivitas yang semakin baik diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal maupun regional.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Yohanis Tulak Todingrara mengatakan Jembatan Teluk Kendari utamanya dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah Kota Kendari bagian selatan dengan daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko.

“Kemudian akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Pelabuhan Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru,” jelasnya.

Dikatakannya, pemerintah telah mencanangkan pembangunan kawasan pelabuhan baru Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari seluas 66 hektare. Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari dari kawasan Pelabuhan di Kota Lama.

“Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilengkapi dengan kawasan industri penunjang seluas 26 hektar,” ujar Yohanis.

Yohanis menjelaskan di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar moda, terminal multipurpose, terminal penumpang, dan tracking mangrove.

Adapun, Jembatan Teluk Kendari juga akan terhubung dengan jalan nasional dan jalan lingkar luar (uuter ring road) Kota Kendari sepanjang 40 kilometer yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.

Keberadaan Jembatan Teluk Kendari juga akan mempermudah mobilitas masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia yang selama ini harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari Teluk sejauh 20 kilometer dengan waktu tempuh 30-35 menit.

“Dengan adanya Jembatan Teluk Kendari maka jarak semakin dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit,” imbuh Yohanis.

Secara keseluruhan pembangunan jembatan sepanjang 1,34 kilometer ini menelan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Kementerian PUPR sebesar Rp809 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (multi years contract/MYC) 2015-2020 dengan konsorsium kontraktor PT PP dan PT Nindya Karya.

Konstruksinya terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 meter), approach span (357,7 meter), side span (180 meter), bentang utama (200 meter). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.

“Kedepan, kami akan mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar Jembatan Teluk Kendari. Rencana pemanfaatan ruangnya akan dikoordinasikan dengan pemerintah setempat, sebab belum masuk dalam kontrak pembangunan jembatan,” kata dia.