Oleg Tsoko.jpeg
Dunia

Jenderal Rusia Kembali Jadi Korban Rudal Storm Shadow

  • Sejumlah bloger militer Rusia mengatakan serangan terjadi Selasa 11 Juli 2023 di pos komando Tentara Senjata Gabungan (CAA) ke-58 di Berdyansk, Oblast Zaporizhia. Wilayah Ukraina yang didudki Rusia

Dunia

Amirudin Zuhri

KYIV-Serangan rudal Storm Shadow Ukraina dilaporkan  menewaskan Wakil Komandan Distrik Militer Selatan Rusia  Letnan Jenderal Oleg Tsokov. Dia menjadi jenderal kedua yang menjadi korban rudal bantuan Inggris tersebut.

Sejumlah bloger militer Rusia mengatakan serangan terjadi Selasa 11 Juli 2023 di pos komando Tentara Senjata Gabungan (CAA) ke-58 di Berdyansk, Oblast Zaporizhia. Wilayah Ukraina yang didudki Rusia. 

Sejumlah laporan menyebutkan  Tsokov meninggal dalam serangan di sebuah hotel pada 11 Juli 2023. Pejabat Oblast Zaporizhia yang diangkat Rusia Vladimir Rogov menerbitkan rekaman yang disebut menunjukkan kepulan asap akibat serangan rudal Ukraina di Berdyansk. Tetapi  tidak memberikan informasi apa pun mengenai kematian Tsokov.

Insititute for th Study of War melaporkan, Tsokov sebelumnya terluka dalam serangan Ukraina di Svatove, Oblast Luhansk pada akhir September 2022. Saat itu dia memimpin Divisi Senapan Bermotor ke-144 dari Tentara Senjata Gabungan ke-20 Distrik Militer Barat. Bloger militer yang berafiliasi dengan Kremlin melaporkan  penduduk setempat tahu tentang kedatangan Tsokov. Dan  mencatat  pasukan Ukraina  secara sistematis menargetkan infrastruktur yang diduduki Rusia di Zaporizhia dan Kherson.

Sebelumnya pada pertengahan Juni lalu  Mayor Jenderal Sergei Goryachev yang menjabat Kepala Staf Angkatan Darat Gabungan ke-35 Rusia juga meninggal. Storm Shadow juga disebut-sebut bertanggungjawab atas kematiannya. Serangan terjadi di Velikaya Novoselka Dontesk Selatan.

Rusia tidak pernah mengkonfirmasi kematian petinggi militer mereka. Tetapi beberapa hari setelah kabar kematian Goryachev muncul sejumlah foto yang menunjukkan makam dengan papan nama jenderal tersebut. Jika mengacu sejumlah laporan maka Oleg Tsokov menjadi jenderal kedelapan Rusia yang meninggal selama apa yang mereka sebut sebagia operasi militer khusus.

Rudal Scalp /France Air Force

Rudal SCALP

Terkait Strom Shadow, Ukraina  akan mendapat tambahan setelah Prancis memutuskan untuk juga mengirimkan rudal SCALP ke Kyiv. Ini adalah versi Prancis dari Storm Shadow.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa 11 Juli 2023 secara resmi mengumumkan  negaranya mengirim rudal SCALP-EG ke Ukraina. 

Macron menolak untuk memberikan rincian tentang berapa banyak SCALP yang akan diterima Kyiv. Tetapi sumber diplomatik Prancis mengatakan negara itu kemungkinan akan mengirim 50 rudal  yang buatan MBDA tersebut. Rudal-rudal in akan diambil dari  stok militer Prancis yang ada.

Seiring dengan rudal Storm Shadow yang  sebelumnya disediakan  Inggris, SCALP-EG memberi Ukraina amunisi tambahan untuk memukul target jarak jauh. Rentang serang rudal ini  melebihi jangkauan senjata apa pun yang sebelumnya disediakan oleh Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

SCALP-EG memiliki hulu ledak yang mampu menembus target yang keras, fitur siluman dan menggunakan profil penerbangan ketinggian rendah untuk mengurangi kemungkinan intersepsi. Seperti Storm Shadow, Ukraina akan meluncurkan rudal ini dari Su-24 Fencers.  

 Storm Shadow telah digunakan   Ukraina selama beberapa bulan terakhir. Termasuk serangan di Jembatan Chongar di Krimea bulan lalu. Sebuah jembatan yang menjadi  simpul logistik penting bagi Rusia.

Tetapi sejauh ini sejumlah foto dan video menunjukkan Rusia berhasil merontokkan sejumlah Storm Shadow. Bahkan ada rudal yang jatuh ke tangan Rusia dalam kondisi nyaris utuh. Ini membuka peluang Rusia untuk mempelajari kelemahan dan kelebihan rudal tersebut.

Rusia jelas  menyatakan ketidaksenangannya dengan langkah Macron. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan keputusan Prancis untuk mentransfer rudal jarak jauh ke Ukraina adalah langkah salah. Tetapi dia meyakinkan bantuan itu  tidak mempengaruhi jalannya operasi khusus untuk melindungi Donbas. Dan keputusan itu hanya akan membahayakan Ukraina sendiri.

Sementara itu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu kembali mengatakan serangan balasan Ukraina telah gagal. Shoigu pada 11 Juli mengaku  pasukan Ukraina telah kehilangan 26.000 prajurit. Selain itu Ukraina kehilangan  1.244 tank serta kendaraan tempur infanteri sejak memulai operasi serangan balik pada 4 Juni. Shoigu juga mengklaim  pertahanan udara mereka telah mencegat 176 roket HIMARS.