Jepang Hadapi Kenaikan Harga Bapok, Bank Sentral Bakal Naikkan Suku Bunga?
- Menurut data Desember 2022, kenaikan indeks harga barang dan jasa Perusahaan (CGPI) tercatat seberaar 10,2% secara tahun-ke-tahun
Dunia
TOKYO- Harga grosir tahunan Jepang naik secara signifikan dari perkiraan pada Desember 2022. Kenaikan harga Bapok tersebut disinyalir dapat menambah tanda-tanda tekanan inflasi baru-baru ini yang dapat memaksa bank sentral untuk segera menaikkan suku bunga.
Menurut data Desember 2022, kenaikan indeks harga barang dan jasa Perusahaan (CGPI) tercatat seberaar 10,2% secara tahun-ke-tahun (yoy). Sebagaimana diketahui, dalam CGPI, yang diukur adalah harga yang dikenakan perusahaan satu sama lain untuk barang dan jasa mereka.
Angka ini melebihi perkiraan pasar rata-rata untuk kenaikan 9,5% sekaligus mengikuti kenaikan 9,7% yang direvisi pada bulan November 2022.
Secara keseluruhan, harga grosir rata-rata naik 9,7% dari tahun sebelumnya pada tahun lalu. Kenaikan mencapai rekor tertinggi sejak data pembanding tersedia pada tahun 1981 sekaligus jauh lebih tinggi daripada kenaikan 4,6% pada tahun 2021.
- 3 Ide Media Tanam Untuk Pemula, Mudah Didapatkan
- Progres Capai 51 Persen, Smelter Freeport di Gresik Ditarget Rampung Akhir 2023
- Qatar Siap Investasi Rp1,2 Triliun Bangun Properti di Labuan Bajo
- Tertinggi Sejak Pandemi! Astra Kantongi Penjualan Mobil 574.198 Unit
Selain kenaikan CGPI, harga komoditas global juga mengalami penurunan. Alhasil, perusahaan terus melalui kenaikan biaya bahan baku untuk barang-barang seperti suku cadang mobil dan peralatan listrik.
Indeks harga impor berbasis yen naik 22,8% pada bulan Desember dari tahun sebelumnya atau melambat dari kenaikan 28,0% yang direvisi pada bulan November. Hal ini merupakan tanda kenaikan tajam mata uang baru-baru ini membantu meredam biaya impor bahan bakar dan bahan mentah.
Meski pada akhirnya tekanan inflasi dari impor mereda, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, Takeshi Minami mengatakan bahwa perusahaan masih meneruskan kenaikan biaya input di dalam negeri.
"Tetapi tekanan harga seperti itu secara bertahap akan melemah dengan inflasi komoditas memuncak, dan ekonomi utama cenderung stagnan pada paruh pertama tahun ini," katanya.
Spekulasi Hapus Stimulus
Lantaran terjadinya inflasi dan kenaikan harga yang signifikan di Jepang, timbul spekulasi bahwa Bank of Japan bisa saja segera menghapus stimulus moneter secara besar-besaran. Sebab sebagaimana diketahui, kenaikan inflasi mendorong suku bunga jangka panjang, menguji tekadnya untuk mempertahankan batas 0,5% yang baru ditetapkan pada imbal hasil obligasi 10 tahun.
Pada pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada hari Rabu, ada kemungkinan bagi Bank of Japan kemungkinan untuk menaikkan prakiraan inflasi dan memperdebatkan apakah langkah lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi distorsi pasar yang ingin diperbaiki dengan perubahan kejutan bulan Desember lewat kebijakan pengendalian imbal hasil.
Berdasarkan data yang akan dirilis pada hari Jumat diharapkan menunjukkan harga konsumen inti Jepang naik 4,0% pada bulan Desember. Angka ini dua kali lipat target Bank Of Japan sebanyak 2% sekaligus yang tertinggi baru dalam 41 tahun sebagai tanda kenaikan biaya hidup untuk rumah tangga.