Jepang Mengalami Hari Terpanas Dalam Sejarah
- Gelombang udara panas yang menerjang berbagai negara di dunia kini dirasakan di Jepang yang mencatatkan rekor suhu tertinggi sejak tahun 1875.
Dunia
TOKYO - Gelombang udara panas yang menerjang berbagai negara di dunia kini dirasakan di Jepang yang mencatatkan rekor suhu tertinggi sejak tahun 1875.
Bulan Juni biasanya masih termasuk dalam musim penghujan di Jepang, namun Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa musim itu telah selesai bagi Tokyo dan sekitarnya.
Pengumuman pada hari Senin, 27 Juni lalu itu datang lebih cepat dari biasanya sekaligus menjadi akhir musim hujan tercepat sejak tahun 1951, seperti dikutip dari BBC.
Pada hari Rabu, 29 Juni lalu, Kota Tokyo mencatatkan suhu di atas 35°C selama lima hari berturut-turut.
Catatan ini merupakan rekor panas terburuk di kota itu yang tercatat pada bulan Juni sejak tahun 1875.
Sementara itu, kota Isesaki di barat laut ibu kota mencatatkan suhu 40,2°C dan menjadi rekor suhu terpanas di Jepang pada bulan Juni.
- 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Bearish di Minggu Pertama Juli 2022
- Bertemu Presiden Zelenskiy, Ini yang Dibicarakan Jokowi
- Siap-Siap! Kementerian PUPR akan Bangun 83 Tower Rusun Tahun Depan
Kasus penyakit heatstroke yang menyerang tubuh akibat cuaca panas juga mengalami peningkatan di Jepang. Pada hari Rabu, 29 Juni lalu sebanyak 76 orang telah dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.
Pemerintah Jepang juga telah mengeluarkan peringatan resmi tentang ancaman kekurangan daya dan meminta warganya untuk menghemat energi.
Tetapi pemerintah masih menyarankan penggunaan pendingin ruangan/AC untuk mengurangi dampak suhu yang telah menyebabkan kasus rawat inap meningkat.
Badan cuaca di Jepang telah memperingatkan bahwa keadaan itu akan terus berlanjut untuk beberapa hari ke depan.
Meningkatnya frekuensi gelombang panas di seluruh dunia disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Menurut catatan, suhu di Bumi telah menghangat sekitar 1,1°C sejak era industri dimulai dan keadaan ini akan semakin parah jika pemotongan emisi di seluruh dunia tidak segera dilakukan.