Ilustrasi obligasi hijau.
Dunia

Jepang Siap Terbitkan Obligasi Transisi Iklim Mulai 2024

  • Obligasi transisi telah menjadi instrumen keuangan khusus untuk membantu transisi industri berat beralih ke net-zero emission.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Kementerian Keuangan Jepang mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi transisi iklim selama dua tahun, dimulai pada Februari 2024. Pemerintah Jepang juga akan menawarkan obligasi serupa dalam jangka waktu dua, lima, 10, dan 20 tahun, dengan tingkat kupon yang stabil.

“Pengumuman akhir mengenai rinciannya akan dilakukan pada awal Desember,” ungkap pengumuman tersebut, dilansir dari Reuters, Rabu, 8 November 2023. Obligasi transisi telah menjadi instrumen keuangan khusus untuk membantu transisi industri berat beralih ke net-zero emission

Pasar ini akan segera didukung oleh pemerintah Jepang, yang bersiap menerbitkan obligasi transisi pertama di dunia. Selama 10 tahun ke depan, pemerintah Jepang berencana untuk mengeluarkan obligasi transisi senilai total 20 triliun yen, setara dengan US$133 miliar dolar AS. 

Ini merupakan tambahan dari pasar yang telah berhasil mengumpulkan US$7 sejak tahun 2020. Jepang berharap obligasi GX (obligasi transformasi hijau) akan memicu belanja publik dan swasta sebesar 150 triliun yen atau US$1 triliun. 

Hal itu untuk mendukung pengembangan teknologi seperti jaringan pasokan hidrogen, penangkapan serta penggunaan karbon, bahan bakar sintetis, dan reaktor nuklir kecil. Total emisi itu akan melebihi pasar utama obligasi korporasi dan ekuitas di Jepang, yang jumlahnya 15 triliun yen per tahun.

“Kekuatan permintaan global pada obligasi ramah lingkungan dan transisi sedemikian rupa. Sehingga, saya pikir kita akan melihat partisipasi internasional, karena mereka semua mencari tempat,” ujar Sean Kidney, CEO Climate Bonds Initiative, dikutip dari Nikkei, Rabu, 8 November 2023.

Sementara itu, menurut data Climate Bonds Initiative (CBI), pada semester I-2022 nilai penerbitan obligasi hijau (green bond) secara global mencapai US$211,1 miliar. Sektor energi menyumbangkan dengan jumlah US$72,6 miliar atau 34,39% dari total penerbitan obligasi hijau global.