Jet Tempur Buatan Korea Selatan dan Indonesia Mulai Uji Pengisian Bahan Bakar di Udara
- Keberhasilan uji terbang pengisian bahan bakar udara ini sangat penting karena dapat memperluas radius operasional dan waktu operasi KF-21, sehingga berkontribusi dalam mengamankan kemampuan operasional jarak jauh
Tekno
SEOUL-Program pesawat tempur generasi mendatang KF-21 Boramae yang dikembangkan Korea Selatan dan Indonesia terus mengalami kemajuan dengan kecepatan mengesankan.
Pencapaian terbaru melibatkan uji coba pengisian bahan bakar di udara yang pertama. Pengujian ini dilakukan kurang lebih 18 bulan setelah prototipe pertama kali terbang. Sementara itu, enam prototipe – termasuk versi dua tempat duduk – telah selesai. Ada rencana untuk mengirimkan contoh produksi pertama ke Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) pada paruh kedua tahun 2026.
Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) yang mengelola pengadaan pertahanan Korea Selatan mengonfirmasi uji penerbangan pengisian bahan bakar udara pertama KF-21. Pengujian berlangsung pada Selasa 19 Maret 2024 yang melibatkan prototipe KF-21 kelima.
- Sejak 2022, Kementerian ESDM Cabut 2.051 Izin Tambang
- Erick Thohir Akan Pangkas 7 BUMN Karya Jadi Tiga
- Salam Pacific Indonesia Lines Dukung Penegakan Hukum Terhadap Sindikat Kayu Ilegal
Pesawat ini diisi bahan bakar dari Airbus A330 Multi-Role Tanker Transport (MRTT), yang digunakan ROKAF dan dikenal sebagai KC-330 Cygnus.
“Prototipe KF-21 5 lepas landas dari landasan Wing Pelatihan Angkatan Udara ke-3 pada pukul 9:45 (waktu setempat) hari ini dan berhasil melakukan penerbangan pengisian bahan bakar di udara di atas Laut Selatan,” kata DAPA dikutip Kantor Berita Yonhap. Wing Pelatihan Terbang ke-3 ROKAF terletak di Bandara Sacheon di tenggara negara tersebut.
Video yang dirilis menunjukkan KF-21 terhubung dengan boom pengisian bahan bakar pesawat tanker sebelum berhasil melepaskanya lagi. Pernyataan dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak jelas mengenai apakah bahan bakar sebenarnya telah ditransfer, tetapi hal tersebut tidak biasa untuk pengujian pertama semacam ini.
“Selama uji terbang, DAPA fokus pada konfirmasi dan evaluasi dampak turbulensi yang terjadi di belakang pesawat tanker pengisian bahan bakar udara terhadap kendali, keamanan koneksi dan pemisahan dengan tanker,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
“Keberhasilan uji terbang pengisian bahan bakar udara ini sangat penting karena dapat memperluas radius operasional dan waktu operasi KF-21, sehingga berkontribusi dalam mengamankan kemampuan operasional jarak jauh Angkatan Udara serta memperkuat kekuatan militernya,” kata Noh Ji-man, kepala Program Jet Tempur Korea di DAPA.
Diperkirakan pengujian bahan bakar di udara ini akan berlangsung sekitar 60 kali. DAPA akan memastikan bahan bakar dapat ditransfer dari tanker ke KF-21 di berbagai bagian penerbangan, termasuk ketinggian dan kecepatan yang berbeda.
Ini adalah bagian dari program uji terbang yang lebih luas yang ditargetkan selesai pada paruh pertama tahun 2026. Jika berhasil, maka produksi pertama KF-21 akan diserahkan kepada militer sebelum akhir tahun yang sama.
Berjalan Cepat
Program pembangunan jet tempur ini secara resmi diluncurkan tahun 2016. Meskipun studi pendahuluan dimulai setidaknya pada tahun 20012. Kemudian diikuti peluncuran prototipe pertama pada April 2021, dan penerbangan pertama pada bulan Juli 2022. Pada bulan Mei tahun lalu, program KF-21 untuk sementara dinilai “layak untuk bertempur.”
Bagaimanapun, ini adalah jadwal pengembangan yang sangat cepat. Terlebih lagi untuk program pesawat tempur generasi mendatang yang terkenal rentan terhadap penundaan serta pembengkakan biaya.
KF-21 sejak awal akan menggunakan radar active electronically scanning array (AESA) serta sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) . Persenjataannya akan mencakup rudal udara-ke-udara MBDA Meteor dengan penggerak ramjet dan rudal jelajah jarak jauh yang diproduksi secara lokal .
- IHSG Menguat Tipis, Saham AMRT, ARTO, ASII dan JPFA Menarik Disimak
- Siap-siap! Pelindo Buka Pendaftaran Mudik Gratis 14 Maret 2024
- IHSG Sesi I Naik 0,38 Persen, Saham HRUM Hingga BRIS Top Gainers LQ45
Setelah itu ada rencana untuk menyempurnakan pesawat tempur tersebut dengan apa yang disebut konfigurasi Blok 2. Varian yang diharapkan mencakup penerapan karakteristik low-observable atau siluman yang lebih luas. Termasuk pengangkutan senjata internal dan misi udara-ke-darat yang lebih luas.
Korea Selatan juga mempertimbangkan agar KF-21 mereka dapat bekerja sama dengan drone siluman buatan dalam negeri. Hasil akhirnya, mungkin akan menjadi seperti pesawat tempur generasi 4,75 yang menawarkan banyak keunggulan yang ditemukan pada pesawat generasi kelima.
Indonesia terlibat dalam pengembangan jet tempur tersebut dengan memiliki 20 persen saham. Namun Jakarta belum juga melunasi tunggakan iuran yang harus ditanggung. Indonesia rencananya akan membeli 50 KF-21.