Jet Tempur China Terbang 3 Meter dari Pesawat Mata-Mata AS
- Jet tempur J-11 Angkatan Laut China baru-baru ini melakukan apa yang dinyatakan Amerika sebagai pencegatan tidak aman
Dunia
WASHINGTON-Jet tempur J-11 Angkatan Laut China baru-baru ini melakukan apa yang dinyatakan Amerika sebagai pencegatan tidak aman. Jet tempur mendekati pesawat pengintai RC-135 di wilayah udara internasional di atas Laut China Selatan.
Komando Indo Pasifik Amerika dalam pernyataannya 30 Desember 2022 mengatakan selama pencegatan yang berlangsung pada 21 Desember turunan J-11 terbang di depan RC-135 dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter.
Selain itu militer Amerika juga menyatakan J-11 terbang dalam jarak 3 meter dari sayap RC-135. Komando Indo Pasifk menekankan bahwa manuver tidak aman memaksa RC-135 melakukan tindakan mengelak untuk menghindari tabrakan.
Pencegatan semacam ini bukan hal yang jarang. Pada tahun 2017 WC-135W Constant Phoenix milik USAF juga dicegat sepasang Su-30MKK China di atas Laut Cina Timur. Banyak contoh lain ada dalam beberapa tahun terakhir dan beberapa dekade yang lalu.
- Peristiwa-Peristiwa Besar yang Menghantam Pasar Kripto Sepanjang 2022
- Strategi Bursa Efek Indonesia Kejar RRTH Rp14,75 Triliun di 2023
- Resmi, Jokowi Cabut PPKM Jelang Tahun Baru 2023
Yang paling terkenal pencegatan tidak aman pesawat tempur China yang menyebabkan Insiden Pulau Hainan pada tahun 2000. Saat itu pesawat tempur China bertabrakan dengan EP-3 Aries Angkatan Laut Amerika. Pesawat mata-mata itu harus melakukan pendaratan darurat di pangkalan udara China dan memunculkan pertikaian diplomatik besar.
Rekaman video memberikan tampilan mendetail pada J-11BSH buatan China dan persenjataannya dari jarak dekat.
J-11 berasal dari Sukhoi Su-27 rancangan Soviet dan pertama kali diperkenalkan ke Angkatan Udara China pada tahun 1998. Dibangun oleh Shenyang Aircraft Corporation, pesawat saat ini digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut.
J-11BSH adalah versi Angkatan Laut dari J-11BS dua kursi yang diperkirakan pertama kali dikenal pada tahun 2010. Varian Angkatan Laut berbasis darat dan tidak terbang dari kapal induk seperti J-15.
Rekaman dari bagian bawah pesawat tempur dengan jelas menunjukkan empat rudal yakni dua rudal udara-ke-udara PL-8 yang dipandu inframerah dan dua rudal yang dipandu radar PL-12.
PL-12 yang lebih baru mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2000-an dan telah mengalami peningkatan berkala sejak saat itu . Rudal ini secara longgar dianalogikan dengan AIM-120 Amerika, dan menampilkan jangkauan jarak menengah dan pencari radar aktif.
Tentu saja pencegatan tersebut terjadi dalam konteks yang lebih luas dari meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik akhir-akhir ini. Deklarasi China bahwa sebagian besar Laut China Selatan adalah milik mereka, bersama dengan militerisasi wilayah tersebut, telah mengakibatkan meningkatnya gesekan antara Beijing, tetangganya, Amerika dan negara-negara Seperti biasa, Amerika menekankan perlunya kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam menanggapi pencegatan tersebut. Sedangkan dari China tidak ada komentar terkait kejadian tersebut.