Tekno

Jet Tempur Super Rafale Segera Lahir, Apa Kelebihannya?

  • Kementerian Pertahanan Prancis telah mengajukan amandemen awal Mei 2023 ini tentang pengembangan Rafale versi F5 baru. Apa yang akan ditawarkan oleh varian ini.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Kementerian Pertahanan Prancis telah mengajukan amandemen awal Mei 2023 ini tentang pengembangan Rafale versi F5 baru. Apa yang akan ditawarkan oleh varian ini.

Rafale yang dibangun Dassault akan tetap menjadi tulang punggung kekuatan udara Prancis sampai program jet tempur generasi berikutnya Eropa yang dikenal sebagai Future Combat Aircraft System (FCAS) selesai. Prancis menjadi peserta dalam program tersebut bersama Jerman dan Spanyol.

Pengembangan F5 Super Rafale hampir bisa dipastikan karena belajar dari situasi invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sekitar 15 bulan tersebut.

Konsep Rafale F5, atau ‘Super Rafale,’ sebenarnya  telah ada sejak lama dan menjadi laporan sejumlah media sejak tahun 2021.  Frédéric Parisot Wakil Kepala Angkatan Udara dan Luar Angkasa Perancis dikutip media Prancis mengatakan Dassault Aviation akan membawa standar F5 dari Rafale yang ada.

Pada awal tahun 2030-an, standar F5 akan memungkinkan mereka untuk lebih meningkatkan kapasitas Rafale dengan sensor dan persenjataan baru. Selain itu juga juga kapasitas untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.

Kemampuan kunci baru sedang diperkenalkan pada Rafale F5 yaitu, Suppression of enemy anti-aircraft defenses (SEAD). Ini adalah kemampuan untuk menindas sistem pertahanan udara lawan. Kemampuan ini semakin penting setelah melihat apa yang terjadi di Ukraina. Angkatan Udara Rusia yang jauh lebih superior terbukti gagal menetralkan sistem pertahanan udara Ukraina pada awal perang. Ini menjadikan mereka hingga saat ini tidak mampu menguasai langit Ukraina. Bahkan hingga 15 bulan perang jet tempur dan bomber Rusia tidak berani masuk wilayah udara musuh. Akibatnya mereka tidak mampu menyerang jantung Ukraina dengan taktik semacam pengeboman karpet.

Laporan lebih lanjut mengatakan kemampuan SEAD kemungkinan besar akan didasarkan pada pengembangan rudal udara-ke-darat anti-radiasi baru. Senjata  untuk menghancurkan sistem anti-pesawat dan pemancar mereka. Disertai  jammers yang kuat akan memungkinkan  Rafale untuk melindungi tidak hanya dirinya sendiri tetapi juga pesawat lainnya yang beroperasi di area tersebut. 

Kemampuan kunci lain yang akan dibawa oleh Super Rafale adalah drone yang akan bertindak sebagia loyal wingmen.  Prancis akan mengembangkan drone tempur yang didasarkan pada program drone nEUROn.

nEUROn adalah drone tempur yang dirancang pada awal tahun 2000-an. Drone tempur ini dihasilkan Perancis dari kemitraan dengan lima negara lain yakni Swedia, Italia, Spanyol, Swiss, dan Yunani. Demonstrator drone siluman ini diselesaikan pada tahun 2012.

Demonstrator  bertujuan untuk memvalidasi pengembangan teknologi canggih yang mencerminkan semua sistem misi. Mereka  termasuk kontrol penerbangan tingkat tinggi, siluman, serta kemampuan  menembakkan rudal udara-ke-darat dari teluk senjata internalnya.

Penggunaan konsep loyal wingman dengan ‘Super Rafale’ menjadi menarik untuk dicermati. Terlebih  ini adalah pertama kalinya konsep tersebut muncul bersamaan dengan penyebutan Rafale dalam pernyataan resmi Perancis. 

Sejak standar F1  yang dibuat pertama kali untuk Angkatan Laut Prancis, Rafale terus berkembang. Standar F2 muncul dengan memiliki kemampuan pertempuran udara ke darat dan udara ke udara. Lalu standar F3/F3-R dilahirkan dengan kemampuan multiperan yang diperluas. Varian ini dikembangkan mulai tahun 2014 dan selesai pada Oktober 2018.

Berikutnya adalah  F4 yang saat ini menjadi standar terbaru dari Dassault. Model ini dikembangkan sejak 2018. Peningkatan kemampuan meliputi sistem komunikasi termasuk peningkatan konektivitas melalui satelit baru, server dan radio perangkat lunak. Lompatan teknologi juga dilakukan pada sistem navigasi, senjata, sistem peperangan elektronik Spectra, pod penunjukan target Talios, hingga radar AESA RBE2. 

Saat ini Prancis kurang lebih mengoperasikan 180 unit Rafale. Dari jumlah itu 102 dioperasikan Angkatan Udara sementara sisanya milik Angkatan Laut. Jet tempur beroperasi dari kapal induk Charles de Gaulle.

Dalam beberapa tahun terakhir Rafale telah menuai sukses dalam penjualan internasiona. Dassault Aviation menyebutkan hingga 31 Desember 2022 mereka mengantongi 164 unit Rafale yang dipesan. Jumlah ini meningkat dari 78 unit dibandingkan 85 unit Rafale yang dipesan pada tahun 2021.  Negara yang telah menerbangkan atau memesan Rafale di luar Prancis adalah Mesir, India, Uni Emirate Arab dan Indonesia.