Calon Presiden dari Partai Republik dan Mantan Presiden AS Donald Trump (Reuters/Brian Snyder)
Fintech

Jika Donald Trump jadi Presiden AS, Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp1,62 Miliar Tahun Ini

  • Trump dikabarkan bakal mengumumkan Bitcoin sebagai aset cadangan strategis AS jika ia terpilih kembali menjadi presiden AS.

Fintech

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Situasi politik yang memanas jelang pemilihan umum Amerika Serikat (AS) banyak berdampak bagi pergerakan harga Bitcoin (BTC).

Terlebih, salah satu calon kandidat presiden AS, Donald Trump dijadwalkan memberikan pidato utama di Konferensi Bitcoin 2024 di Nashville pada 25-27 Juli. Bukan cuma itu, Trump dikabarkan bakal mengumumkan Bitcoin sebagai aset cadangan strategis AS jika ia terpilih kembali menjadi presiden AS.

"Menetapkan Bitcoin sebagai aset cadangan strategis akan memperkuat narasi 'emas digital' bagi Bitcoin dan meningkatkan stabilitas ekonomi. Keputusan ini dapat meningkatkan legitimasi Bitcoin, menarik investor baru, dan mendorong harga Bitcoin naik," tulis Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam riset hariannya, Selasa 23 Juli 2024.

Panji memperkirakan, prospek BTC pada akhir tahun berpotensi cerah didukung sentimen positif seperti inflasi AS yang terkendali, penurunan suku bunga oleh The Fed mulai September, dan kemungkinan kemenangan Trump pada pemilihan November. Berdasarkan data 2013-2023, BTC rata-rata naik lebih dari 80% di kuartal IV-2024.

Sehingga besar kemungkinan BTC mencetak harga tertinggi baru melampaui US$75.000 dengan target sekitar US$90.000 - US$100.000 atau setara dengan Rp1,46 miliar sampai Rp1,62 miliar (asumsi kurs (Rp16.228 per dolar AS) pada akhir tahun 2024.

Sekarang saja, harga Bitcoin terus bergairah. Bitcoin tercatat telah mengalami lonjakan harga yang luar biasa beberapa minggu terakhir. Pada perdagangan hari ini, Selasa 23 Juli 2024 pukul 08:00 WIB, Bitcoin diperdagangkan di harga US$67.495.

Meskipun harga terbaru mengalami koreksi 0,96% dalam 24 jam terakhir, namun harga Bitcoin  telah naik lebih dari 4,30% dalam sepekan terakhir dan melesat 18,75% dalam dua minggu terakhir. Lonjakan ini mendorong BTC ke level tertinggi enam minggu, di mana sempat diperdagangkan di atas US$68.000 pada Senin (22/7/2024), melonjak dari sekitar US$63.500 pada tanggal 15 Juli lalu.  

Proyeksi Pekan ini 

Minggu ini, Chicago Board Options Exchange (Cboe) mengeluarkan pemberitahuan pencatatan untuk lima ETF Ethereum spot baru yang dijadwalkan mulai diperdagangkan pada 23 Juli 2024, yang diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan bagi pasar kripto.

Di sisi lain, gugatan hukum antara Ripple dan SEC mendekati titik kritis dengan rapat tertutup SEC dijadwalkan ulang menjadi 25 Juli 2024. Antisipasi akhir kasus ini mendorong harga XRP melonjak 13% dalam sepekan terakhir, dengan banyak pakar berspekulasi tentang kemungkinan penyelesaian.

Data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih rendah dari perkiraan dua minggu lalu menjadi landasan bagi kenaikan harga Bitcoin setelah penurunan signifikan sebelumnya.

Dengan perkembangan penting yang diantisipasi dalam waktu dekat, termasuk rilis laporan inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat (26/7/2024), pasar kripto menunjukkan dinamika menarik. Indeks harga PCE diperkirakan turun dari 2,6% secata tahunan (year on year/ YoY pada Mei menjadi 2,4% YoY pada Juni, terendah sejak Februari 2021. Indeks harga PCE inti juga diperkirakan turun 0,1 poin persentase menjadi 2,5% YoY pada Juni, terendah dalam tiga tahun terakhir.

“Pengumuman data PCE pada Jumat akan memberikan reaksi ke BTC , jika hasilnya sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi pasar maka berpotensi akan mendorong BTC melampaui level resistance di US$69.000 untuk menuju ke US$69.000. Sementara jika angka nya di atas ekspektasi pasar maka potensi akan membawa BTC kembali turun ke support di US$64.000.”