<p>Paparan publik emiten energi panel surya PT Sky Energy Indonesia Tbk (JKSY) / Facebook @skyenergyindonesia</p>
Industri

JKSY Usai Disuspensi, Sky Energy Milik Konglomerat Tandiono Right Issue Rp99 Miliar

  • Komisiris Independen Sky Energy Indonesia Christoper Liawan menyampaikan, persoran bakal menerbitkan sebanyak 199 juta lembar saham baru untuk pembiayaan gudang baru JSKY. Harga pelaksanaannya dibanderol Rp500 per lembar.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) yang terafiliasi dengan konglomerat keluarga Tandiono bakal menggelar right issue bulan depan. Nilai dari penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) ini ditargetkan bakal menyentuh Rp99 miliar.

Komisiris Independen Sky Energy Indonesia Christoper Liawan menyampaikan, persoran bakal menerbitkan sebanyak 199 juta lembar saham baru untuk pembiayaan gudang baru JSKY. Harga pelaksanaannya dibanderol Rp500 per lembar.

Jika dibandingkan harga saham JSKY pada penutupan bursa Senin 21 September 2020 yang masih di level Rp296 per lembar, maka harga Rp500 ini sudah termasuk harga yang premium.

Christoper berdalih, target harga pelaksanaan Rp500 per lembar ini sudah mempertimbangkan peningkatan nilai saham JSKY yang laris manis dalam sepekan terakhir.

“Ini sudah mempertimbangkan juga kenaikan nilai saham perusahaan dan target-target perusahaan ke depan,” ungkap Christoper dalam paparan publik insidental, Selasa, 22 September 2020.

Seperti diketahui sebelumnya, saham JSKY memang sempat dua kali disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam sepekan terakhir. Suspensi dilakukan pada 17 September 2020 dan 21 September 2020.

Suspensi dilakukan lantaran saham perusahaan energi dan panel surya milik keluarga Tandiono ini telah menunjukkan peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Mengacu data BEI, saham JSKY telah naik 39,62% dalam sepekan. Sebulan terakhir, JSKY meroket 289,47%. Sementara, dalam 3 bulan terakhir ini, JSKY meloncat tinggi 270% dengan kapitalisasi pasar Rp601,63 miliar. (SKO)