Joe Biden Kalahkan Trump, OmFin Rekomendasi Saham ASII, BBNI dan ISAT Biar Cuan
Kekalahan Donald Trump oleh Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) diyakini bakal membawa aura positif bagi pasar saham dunia, termasuk Indonesia. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini pun (9-13 November 2020) diprediksi akan menguat.
Bursa Saham
JAKARTA – Kekalahan Donald Trump oleh Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) diyakini bakal membawa aura positif bagi pasar saham dunia, termasuk Indonesia. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini pun (9-13 November 2020) diprediksi akan menguat.
Namun demikian, penguatan ini hanya akan bergerak terbatas mengingat pekan lalu IHSG sudah mengalami kenaikan cukup tinggi. IHSG masih rawan mengalami aksi ambil untung (profit taking) akibat sengketa politik di AS yang terus berlanjut.
Dengan potensi penguatan terbatas ini, CEO Finvesol Consulting Indonesia Fendy Susianto pun tiga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bisa dipertimbangkan untuk trading di pekan kedua November. Saham pertama adalah PT Astra International Tbk (ASII).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Untuk emiten milik konglomerat William Soeryadjaya ini, Fendy merekomendasikan beli di harga Rp5.750-Rp5.825 per lembar. Sedangkan harga jual Rp6.100-Rp6.300 per lembar dengan cut loss level di Rp5.500.
Rekomendasi selanjutnya adalah saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Untuk saham bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, Fendy merekomendasikan beli di level Rp4.850-Rp4.960. Sementara harga jual di Rp5.500-Rp5.600 dengan cut loss level Rp4.650 per lembar.
“Terakhir ISAT (PT Indosat Tbk), rekomendasi beli Rp2.100-Rp2.500 dengan stop (cut) loss Rp2.000 dan target jual Rp2.400-Rp2.500,” terang Fendy yang juga merupakan host podcast Channel OmFin di TrenAsia.com, Minggu, 8 November 2020.
Review Pekan Lalu
Pekan lalu, Fendy juga sempat merekomendasikan tiga saham yang layak diperhatikan. Saham pertama, yaitu PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO). Untuk saham ini, Fendy merekomendasikan beli di harga Rp360-Rp372 per lembar dengan cut loss level Rp346 dan target jual Rp430-Rp460.
Hingga akhir pekan, Jumat, 6 November 2020, saham AGRO ditutup pada level Rp372 per lembar. Sedangkan harga tertinggi AGRO pada pekan lalu mencapai Rp390 per lembar. Artinya, hingga akhir pekan lalu, investor sudah membukukan profit sebesar 1,64%.
Selanjutnya, Fendy juga merekomendasikan saham PT Chandra Petrochemical Tbk (TPIA). Rekomendasi beli saham ini berada di harga Rp7.900-Rp8.000 dengan cut loss level Rp7.600 dan target jual Rp8.550-Rp8.900.
Hingga akhir pekan, saham TPIA ditutup pada level Rp8.150 per lembar. Sedangkan harga tertingi TPIA pekan lalu sempat menyentuh level Rp8.200 per lembar. Ini berarti investor sudah dapat membukukan running profit sebesar 2,52%.
Terakhir, ada saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS). Rekomendasi beli saham ini di harga Rp1.195-Rp1.235 dengan cut loss level Rp1.125 dan target jual Rp1.500-Rp1.700.
“Hingga akhir pekan, saham BRIS ditutup pada level Rp1.230 per lembar dengan running profit 2,50%. Dan harga tertinggi BRIS sempat menyentuh level Rp1.295 per lembar dengan profit 7,92%,” pungkas Fendy. (SKO)