<p>Karyawan melintas dengan latar belakang layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 6 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Joe Biden Menang Jadi Pendorong, IHSG dan Rupiah Kompak Naik

  • Kemenangan Joe Biden-Kamala Harris sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat terpilih membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah kompak melejit.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Kemenangan Joe Biden-Kamala Harris sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat terpilih membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah kompak melejit.

Pada perdagangan Senin, 9 November 2020, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat meski indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Oktober 2020 masih tertahan.

IHSG ditutup menguat 20,48 poin atau 0,38% ke posisi 5.356,01. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 5,61 poin atau 0,67% menjadi 840,51.

“Penguatan IHSG yang tidak terlalu signifikan dipengaruhi minimnya rilis data makroekonomi global pada hari ini yang memberikan high positive impact terhadap pasar, perpanjangan PSBB transisi di Ibu Kota, dan hasil rilis IKK yang di bawah ekspektasi pasar, yakni di angka 79,” kata analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta.

Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan perbaikan keyakinan konsumen masih tertahan pada Oktober 2020. IKK pada Oktober 2020 sebesar 79 atau lebih rendah dibandingkan dengan 83,4 pada September 2020.

Dibuka naik, IHSG terus bergerak di zona hijau namun melemah jelang penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada awal sesi kedua IHSG masih terkoreksi sebelum akhirnya menguat satu jam sebelum penutupan perdagangan saham.

Presiden Joko Widodo dan Presiden AS terpilih Joe Biden / Facebook @Jokowi
Investor Asing Kembali

Secara sektoral, enam sektor meningkat. Sektor pertambangan naik paling tinggi yaitu 2,38%, diikuti sektor infrastruktur dan sektor keuangan masing-masing 1,19% dan 0,96%.

Sedangkan empat sektor terkoreksi dengan sektor aneka industri paling dalam yaitu minus 2,94%. Diikuti sektor konsumer dan sektor manufaktur masing-masing minus 0,84% dan minus 0,75%.

Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp190,8 miliar. Sehingga, total net sell investor asing sejak awal tahun menipis menjadi Rp46,33 triliun.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 842.695 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,92 miliar lembar saham senilai Rp10,74 triliun. Sebanyak 238 saham naik, 203 saham menurun, dan 169 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini kompak menguat. Antara lain indeks Nikkei Jepang menguat 514,61 poin atau 2,12% ke 24.839,84 dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 303,2 poin atau 1,18% ke 26.016,17. Terakhir indeks Straits Times Singapura meningkat 29,09 poin atau 1,13% ke 2.607,77.

Karyawati menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Rupiah Berkibar

Saat yang sama, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pada awal pekan ditutup positif seiring penguatan mayoritas mata uang kawasan Asia.

Rupiah ditutup menguat 145 poin atau 1,02% ke posisi Rp14.065 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.210 per dolar AS.

“Dari eksternal, penguatan rupiah dipengaruhi oleh pasar yang menyambut pemilihan Joe Biden sebagai presiden AS,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 9 November 2020.

Pelaku pasar berekspektasi bahwa Gedung Putih yang lebih tenang dapat meningkatkan perdagangan dunia dan kebijakan moneter akan tetap mudah.

Biden dan timnya dilaporkan sedang mengerjakan paket bantuan COVID-19 untuk membantu mengatasi pandemi yang masih merebak di Amerika Serikat.

AS menjadi negara pertama yang mencatat lebih dari 10 juta kasus, dengan rata-rata mingguan saat ini lebih dari 100.000 kasus baru per hari.

Lebih dari 237.000 orang telah meninggal karena penyakit tersebut di AS, dengan satu dari 11 kematian global terjadi di negara tersebut. Jumlah kasus global sendiri telah melebihi 50 juta pada 9 November, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Dari domestik, sentimen masih datang dari data kuartal III-2020 yang terkontraksi 3,45%. Hal itu menandakan bahwa ekonomi terus mengalami pertumbuhan walaupun tidak terlalu signifikan.

“Namun yang terpenting bagi pemerintah adalah mempertahankan ekonomi agar ekonomi di kuartal IV tidak terpuruk. Apalagi pandemi COVID-19 masih terus meningkat,” ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.173 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.058 per dolar AS hingga Rp14.175 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.172 per dolar AS. Posisi itu terapresiasi dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.321 per dolar AS. (SKO)