<p>Joe Biden dari Partai Demokrat pada Rabu, 20 Januari 2021, resmi dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) / Foto: Path.com</p>
Industri

Walau Joe Biden Pro EBT, Konsumsi Migas di AS Diyakini Tetap Besar

  • JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) baru, Joseph Biden memang kentara sekali memiliki perhatian khusus terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), seperti kendaraan listrik (electric vehicle/ EV. Dalam berbagai pidatonya, Joe Biden kerap menggaungkan pembangunan 500.000 pengisi daya EV dan meningkatkan investasi di baterai listrik dan teknologi pendukungnya hingga US$5 miliar dalam lima tahun ke […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) baru, Joseph Biden memang kentara sekali memiliki perhatian khusus terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), seperti kendaraan listrik (electric vehicle/ EV.

Dalam berbagai pidatonya, Joe Biden kerap menggaungkan pembangunan 500.000 pengisi daya EV dan meningkatkan investasi di baterai listrik dan teknologi pendukungnya hingga US$5 miliar dalam lima tahun ke depan. Bahkan Biden juga akan mendorong investasi besar untuk membiayai riset dan pengembangan EV ini.

Arah kebijakan energi dari negeri Paman Sam ini rupanya menarik perhatian Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar. Ia mempertanyakan rencana Biden mengingat AS merupakan negara konsumen minyak dan gas (migas) terbesar di dunia dan juga salah satu produsen migas terbesar.

“Akankah kebijakan Amerika di sektor energi akan mengubah peta konsumsi migas, mengingat saat migas ini masih menjadi sumber energi utama di sana?” tulis Arcandra, mengutip akun Instagram pribadi, Jumat, 29 Januari 2021.

Menurut proyeksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC), sampai 2040, kehadiran EV akan mengkonversi  penggunaan BBM sekitar 6 juta barel per hari di seluruh dunia. AS akan menjadi negara yang paling banyak mengganti energi BBM ke listrik tersebut.

Ini lantara populasi EV diprediksi menjadi yang terbesar di dunia. Pada 2030, kehadiran EV di AS akan memangkas konsumsi minyak sekitar 500 ribu barel per hari. Angka tersebut meningkat hingga mendekati 2 juta barel per hari pada 2040.

Perusahaan Migas AS

“Namun yang patut dicermati, kebijakan Biden untuk memperkuat Energi Baru Terbarukan EBT sejauh ini berbeda dengan fokus dan strategi perusahaan-perusahaan energi besar di AS. Seperti Exxon, Chevron maupun ConocoPhillips,” terangnya.

Tiga besar perusahaan energi fosil di AS berpartisipasi dalam menurunkan kandungan emisi Karbon. Caranya dengan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan bukan mengganti sumber energinya dengan EBT.

Perusahaan tersebut memanfaatkan CO2 untuk memproduksi energi fosil (CO2 injection misalnya). Ataupun menyimpannya ke dalam bumi melalui program yang dinamakan Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS).

Sejak 2018 Chevron telah mengalokasikan investasi sebesar US$100 juta bagi pengembangan teknologi untuk mengurangi emisi gas buang. Chevron juga sudah berinvestasi hingga US$1,1 miliar dalam program CCUS.

Dengan strategi ini Chevron menargetkan terjadi pengurangan emisi gas methana 20-25% pada 2023. Langkah yang sama juga dilakukan Exxon, sejak tahun 2000 mereka sudah melakukan investasi hingga US$10 miliar untuk mengembangkan tehnologi rendah emisi karbon.

Tahun lalu, Exxon juga menambahkan investasinya US$100 juta untuk menekan emisi gas buang. Targetnya tahun ini terjadi pengurangan emisi gas methane hingga 15%.

Perusahaan Migas di Eropa

Ini menunjukkan strategi perusahaan energi di AS memang berbeda dengan beberapa perusahaan energi di Eropa. Di Eropa, banyak perusahaan mulai mengalihkan sumber energinya ke EBT.

Contohnya Shell yang fokus mengembangkan bisnisnya ke energi rendah karbon seperti angin, matahari, gas alam, bio fuels dan hydrocarbon. Begitu juga dengan British Petroleum (BP) yang mengalihkan fokus bisnis energinya ke angin, matahari, bio fuels dan charging point untuk EV.

“Strategi siapa yang akan memberi dampak terbaik? Setiap perusahaan tentu memiliki strategi yang sudah diperhitungkan secara matang. Amerika dan Eropa juga memiliki karakter pasar atau konsumen yang berbeda.”

Namun khusus di AS, mengacu data pada 2019 konsumsi BBM lebih dari 20 juta barel per hari. Dengan begitu, EV hanya akan mengurangi konsumsi BBM sekitar 2 juta barel per hari di tahun 2040.