Screenshot_2022-11-16-07-34-24-830_com.google.android.youtube.jpg
Nasional

Joe Biden Siap Guyur Rp310 Triliun untuk Transisi Energi di Indonesia

  • Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam KTT G20 di Bali mengumumkan akan berupaya memobilisasi dana hingga US$20 miliar sekitar Rp310 triliun (kurs Rp 15.500) untuk berbagai proyek transisi energi di Indonesia.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam KTT G20 di Bali mengumumkan akan berupaya memobilisasi dana hingga US$20 miliar sekitar Rp310 triliun (kurs Rp 15.500) untuk berbagai proyek transisi energi di Indonesia.

Biden berharap dengan adanya dana tersebut dapat membantu Indonesia dalam mengurangi emisi karbon secara signifikan serta memperluas jaringan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT).

“Kami berharap dapat memobilisasi dana sebesar US$20 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi, mengembangkan jaringan energi baru dan terbarukan, dan membantu para pekerja yang terdampak kebijakan penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara (PLTU),” kata Biden pada pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) dilansir pada Rabu 16 November 2022.

Adapun dana bernama Just Energy Transition Partnership' (JETP) Indonesia dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, institusi keuangan dunia, dan pihak swasta setelah melalui berbagai pertemuan dan perundingan selama lebih dari 1 tahun.

Dalam upaya transisi energi, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa meluncurkan ETM Platform yaitu salah satu platform kerja sama pendanaan untuk proyek energi bersih.

Sementara itu, Dewan pengelola Climate Investment Funds, baru-baru ini telah menyepakati dukungan pendanaan lunak sebesar US$500 juta tau Rp7,7 triliun untuk Indonesia. Pembiayaan ini untuk mempercepat penghentian 2 GW dari beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara untuk mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbondioksida pada 2030 dan 160 juta ton pada 2040.