<p>Presiden Jokowi /Youtube</p>
Nasional & Dunia

Jokowi Akhirnya Mau Pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Bahas Apa?

  • Selama memimpin Indonesia kurang lebih tujuh tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menyampaikan pidato resminya di depan pemuka anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa

Nasional & Dunia
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Selama kurang lebih tujuh tahun memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menyampaikan pidato resminya di depan pemuka anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pidato tersebut disampaikannya pada pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual dari kantor kepresidenan.

Pertama-tama Jokowi menyampaikan sejarah awal mula terbentuknya PBB 75 tahun silam. Organisasi ini dibentuk pascaperang dunia II dengan maksud agar tidak terulang kembali peperangan dan dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Lantas ia memperingatkan peran PBB saat ini.

“Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita akan sama, belum,” kata Presiden seperti yang disiarkan akun YouTube resmi Sekretariat Presiden pada Rabu, 23 September 2020.

Menurut dia, saat ini konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan. Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

Rivalitas Penanganan COVID-19 Antar Bangsa

Jokowi mengatakan bahwa keprihatinan tersebut menjadi semakin besar di saat pandemi COVID-19. Dia menilai di saat seharusnya semua bersatu padu bekerja sama melawan pandemi, yang terjadi justru terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memandang bahwa seharusnya semua negara bersatu padu dan selalu menggunakan pendekatan win-win dalam pola hubungan antarnegara yang saling menguntungkan. Baginya, dampak pandemi COVID-19 sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.

“Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” tegas Jokowi.

Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, lanjut Jokowi, dirinya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Maka, dunia yang damai, stabil, dan sejahtera akan semakin sulit diwujudkan.

Konsisten Dukung Palestina

Dalam kesempatan tersebut, Presiden ke-7 RI ini juga menyampaikan bahwa Indonesia bertekad untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Ia menegaskan, Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, yakni sebagai bagian dari solusi.

Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no country should be left behind,” tuturnya.

Pria kelahiran Surakarta tersebut menekankan bahwa persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung.

Ia beranggapan hingga kini, prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan, termasuk dalam penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional.

“Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina, untuk mendapatkan hak-haknya,” tegas Jokowi.