Jokowi Ingin Setop Ekspor Emas, Menteri ESDM Buka Suara
- JAKARTA - Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melarang ekspor berbagai komoditas mineral termasuk emas nampak semakin serius untuk menggenjot hilirisasi
Nasional
JAKARTA - Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melarang ekspor berbagai komoditas mineral termasuk emas menunjukkan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan hilirisasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif turut buka suara, menurutnya larangan ekspor emas itu akan dilakukan secara bertahap dengan maksud proses hilirisasi di dalam negeri berjalan sampai pada hasil akhir produk emas.
"Akan dilakukan bertahap. Proses hilirisasi ini kan harus berjalan sampai bisa menghasilkan produk akhir yang punya nilai tambah tinggi jadi bisa menciptakan banyak tenaga kerja," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat 10 Februari 2023.
- Alhamdulillah, Laba Pegadaian Naik 36 Persen di 2022
- Beban Membengkak, Laba Bersih UNVR pada 2022 Merosot 6,8 Persen Dibanding Tahun Sebelumnya
- Tak Siap, Trimegah Sekuritas (TRIM) Batalkan Rencana Spin Off
Namun sayangnya Arifin tidak menyebut secara pasti kapan pelaksanaan larangan ekspor emas secara bertahap itu bisa berjalan. Termasuk apakah rencana penyetopan ekspor emas ini juga terkait dengan rencana pemerintah membentuk Bank Emas atau Bullion Bank di Indonesia.
Menurutnya pembentukan bullion ban tidak ada urusannya dengan minerba maka dari itu aridin dan jajarannya di Kementerian ESDM fokus pada proses hilirisasi minerba dahulu kedepannya.
Arifin mengatakan pemerintah tengah mempelajari sejumlah skema untuk menghasilkan nilai tambah lebih tinggi dari industrialisasi emas di dalam negeri mendatang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam acara pertemuan Industri Jasa Keuangan 2023 mengungkapkan bahwa, pihaknya berencana melakukan pelarangan ekspor komoditas emas dibarengi dengan pengembangan hilirisasi di dalam negeri.
"Kemudian nanti lari ke bauksit, timah, dan tembaga, kemudian lari ke emas, lari ke gas alam dan minyak," ungkap Jokowi beberapa waktu lalu.