Jokowi Jamin Pasokan Vaksin Nasional & Ketersediaan Obat Tersedia bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Presiden Joko Widodo menjamin keterjangkauan harga obat dan pasokan vaksin nasional tersedia bagi seluruh Rakyat Indonesia. Menurut Jokowi, ketersediaan dan keterjangkauan obat merupakan hal yang dijamin pemerintah, sehingga tidak ada toleransi sedikitpun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini.
Nasional
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menjamin keterjangkauan harga obat dan pasokan vaksin nasional tersedia bagi seluruh Rakyat Indonesia. Menurut Jokowi, ketersediaan dan keterjangkauan obat merupakan hal yang dijamin pemerintah, sehingga tidak ada toleransi sedikitpun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini.
“Ketersediaan dan keterjangkauan harga obat akan terus kita jamin, dan tidak ada toleransi sedikitpun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini. Selain itu, pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional," kata Jokowi pada pidatonya dalam Rangka HUT ke-76 RI di Gedung MPR/DPR pada Senin, 16 Agustus 2021.
- Pemerintah Bakal Nyicil Lagi PPKM? Ini Evaluasi Jokowi
- Jokowi Ingin Orientasi Perekonomian RI Dialihkan dari Sektor Konsumsi Menuju Investasi dan Ekspor
- Pidato Kenegaraan Jokowi: Target Investasi Rp900 Triliun pada Akhir 2021 Diharap Dapat Tercapai
Jokowi menegaskan, pasokan vaksin harus dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia, jangan ada ketidakadilan dan kesenjangan. Indonesia akan terus berjuang untuk pemerataan pasokan vaksin. Karena menurutnya, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika ketidakadilan akses terhadap vaksin masih terjadi.
Dalam penanganan pandemi, Jokowi menegaskan tidak boleh ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jangan sampai pandemi dijadikan sarana untuk mengeruk keuntungan pribadi dan golongan dengan mengorbankan kepentingan rakyat.
"Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa. Sebab, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika ketidakadilan akses terhadap vaksin masih terjadi. Melalui diplomasi vaksin inilah, kita telah menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia berperan aktif untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," tutur Jokowi.
Setelah lebih dari setahun bergulat dengan pandemi, Jokowi menilai Indonesia sudah semakin kuat dan beradaptasi. Sistem pelayanan kesehatan semakin kuat, para tenaga kesehatan tetap bekerja penuh dedikasi.
"Penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah maupun swasta juga mengalami peningkatan yang menggembirakan. Layanan kesehatan di banyak daerah bertambah cukup signifikan, baik dalam hal penambahan kapasitas tempat tidur, maupun fasilitas pendukungnya. Yang sangat mengharukan dan membanggakan adalah kerja keras dan kerja penuh pengabdian dari para dokter, para perawat, dan tenaga kesehatan yang lainnya," lanjutnya.
Akan tetapi, Jokowi menggarisbawahi bahwa perjuangan melawan pandemi belum usai. Jokowi juga menekankan bahwa Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan. Tetapi, pandemi telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk kesehatan," katanya.
Jokowi pun memberi apresiasi terhadap soliditas seluruh alat negara dalam penanganan pandemi. Legislatif, eksekutif, bahkan aparat penegak hukum ikut membantu Indonesia berjuang mengatasi pandemi.
"Sejak awal pandemi, lembaga legislatif dan lembaga pemeriksa memberikan dukungan kepada pemerintah untuk cepat mengkonsolidasikan kekuatan fiskal. TNI, Polri, dan birokrasi dari tingkat nasional sampai ke tingkat desa, terus bahu-membahu dalam melakukan pendisiplinan protokol kesehatan, 3T, termasuk vaksinasi dan penyiapan fasilitas isolasi terpusat.