Jokowi
Nasional

Jokowi ke Pelaku UMKM: Hati-Hati Pinjam ke Bank, Harus Dihitung!

  • Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa peran UMKM pada perekonomian Indonesia amat penting. Namun, dirinya memberi peringatan agar berhati-hati mengelola keuangan

Nasional

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa peran UMKM pada perekonomian Indonesia amat penting. Namun, dirinya memberi peringatan agar berhati-hati mengelola keuangan, terutama peminjaman modal pada perbankan.

Saat kunjungan ke Jayapura, Jokowi membeberkan guna dari Nomor Induk Berusaha (NIB). Menurutnya setelah punya NIB maka bisa menjadi pengusaha formal. Dengan NIB ke depannya bisa mengakses permodalan bank, meminta Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Tapi saya titip, hati-hati, yang namanya pinjam ke bank itu hati-hati, harus dikalkulasi, harus dihitung yang detail. Jangan sampai keliru ngitung, karena itu bukan duit Bapak-Ibu semuanya,” ujar Jokowi di Gor Toware, Jayapura yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 31 Agustus 2022.

Dirinya menjelaskan, modal tersebut sebenarnya uang dari bank yang harus dikembalikan baik dicicil tiap bulannya. Bahkan, dirinya mengatakan jika perhitungan awal tidak dapat mengembalikan dana tersebut, lebih baik tidak usah melakukan pinjaman ke bank.

Jokowi pun memperingati para Pelaku UMKM agar tidak menggunakan uang pinjaman tersebut untuk membeli barang-barang mewah. Semuanya harus dimasukan dalam modal usaha UMKM.

“Harus semuanya untuk modal kerja, semuanya untuk modal investasi, semuanya untuk modal usaha, 100 persen dipakai,” tegasnya.

Dirinya mengatakan tersebut agar UMKM dapat tumbuh secara signifikan. Bahkan, 61% produk domestik bruto (PDB) Indonesia digerakan UMKM.

"Hampir 97% urusan pekerja, ketenagakerjaan itu juga atas kontribusi UMKM Indonesia yang berjumlah 64 juta," ujar Jokowi.

Sementara itu di tempat yang sama Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa sampai hari ini OSS (online single submission) sudah menggaet kurang lebih 1.800.000 UMKM.

Namun ia menyadari bahwa di Papua masih ada kekurangan, yakni sampai dengan 20ribu UMKM.

"Target kami di akhir tahun harus minimal 200rb UMKM," ucap Bahlil

Ia juga menambahkan bahwa dari target investasi yang sedang berjalan, dari 1.200 triliun sudah mencapai 58%.

Sebagian sudah melakukan kolaborasi antara pengusaha besar dan UMKM di daerah, sehingga para pengusaha di daerah bisa menjadi tuan di negeri sendiri