Jokowi Kembali Tekankan Bonus Demografi jadi Kesempatan RI Menuju Negara Maju
- Presiden juga menyebut pentingnya kepemimpinan nasional pada tahun 2024, 2029 dan 2034. Menurutnya, pada tahun itulah kunci yang menentukan Indonesia bisa melompat menjadi negara maju atau tidak.
Nasional
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut peluang bonus demografi yang diterima Indonesia pada tahun 2030 mendatang merupakan kesempatan emas. Pasalnya hal tersebut dapat dijadikan sebagai lompatan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutan pada acara Groundbreaking (peletakan batu pertama) Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Rabu 3 Januari 2024. “Dalam peradaban sebuan negara itu hanya sekali akan kita peroleh.” tutur Presiden Jokowi dalam sambutannya, dipantau secara daring melalui saluran Youtube Sekretariat Kepresidenan, Rabu.
Presiden menuturkan bonus demografi tersebut juga menjadi penentu apakah sebuah negara bisa melompat menjadi negara maju atau tidak. “Diberikan kesempatan untuk melompat menjadi negara maju atau tidak,” imbuhnya.
Presiden kemudian mencontohkan bahwa negara-negara di Amerika Latin sudah masuk menjadi negara berkembang pada tahun 1950 hingga 1970-an. “Tetapi, sudah 50 tahun, sudah 60 tahun, mereka tetap menjadi negara berkembang, tidak bisa melompat menjadi negara maju,” kata Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, hal itu dapat terjadi sebab mereka tidak menggunakan kesempatannya saat diberikan bonus demografi berupa adanya usia-usia produktif pada masa itu. Presiden berharap bisa mengambil manfaat dari bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2035.
- Pendapatan Tembus Rp2.77 Triliun, Ini Realisasi APBN Sepanjang 2023
- PKPU Hutama Karya, Pemohon Cabut Gugatan pada Sidang Perdana
- Samsung Galaxy S24 Berfitur AI Siap Rilis 17 Januari
“Kuncinya ada di pembangunan Sumber Daya Manusia,” tutur Presiden. Oleh karenanya, Presiden mengatakan harus mendahulukan kebutuhan talent dan ketrampilan yang penting untuk mendukung adanya bonus demografi tersebut. Jika tidak, maka akan kedodoran atau kehilangan kesempatan dalam menghadapi bonus demografi itu.
“Kalau sudah hilang, nyari opportunity seperti itu sudah sangat sulit,” paparnya. Pada kesempatan itu Presiden juga menyebut pentingnya kepemimpinan nasional pada tahun 2024, 2029 dan 2034. Menurutnya, pada tahun itulah kunci yang menentukan Indonesia bisa melompat menjadi negara maju atau tidak.
“Pimpinan nasional itu tau membawa negara ini ke arah maju dengan cara apa dia harus ngerti, dia harus tau,” ungkap Presiden. Dirinya berpesan agar seluruhnya berhati-hati dalam menghadapi bonus demografi sebab hanya kesempatan satu kali yang diberikan pada peradaban sebuah negara dimana gerbangnya sudah kelihatan.
Lebih lanjut dikatakan Presiden bahwa saat ini tinggal membuka gerbang tersebut dan mengisinya. “Kalau mengisinya tepat, itulah negara maju. Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai,” jelasnya.
Diketahui, bonus demografi merupakan proporsi penduduk usia produktif jumlahnya lebih banyak daripada nonproduktif. Diperkirakan 60% lebih total penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif pada saat mendapat bonus demografi tersebut.