Jokowi: Keuangan Syariah RI Seperti Raksasa Sedang Tidur
Jokowi merujuk pada aksi korporasi penggabungan (merger) antara tiga bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara(BUMN). Ketiganya yakni PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT BNI Syariah. Total aset tiga entitas bank syariah itu hingga semester I-2020 adalah Rp214 triliun.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah sedang bekerja keras untuk membangkitkan industri keuangan syariah domestik, karena industri ini seperti raksasa yang sedang tertidur.
“Industri keuangan syariah adalah raksasa yang sedang tidur, saat ini pemerintah memiliki concern besar untuk membangkitkan raksasa ini,” kata Presiden Jokowi, dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 secara virtual di Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2020.
Menurut presiden, salah satu upaya membangunkan raksasa yang sedang tertidur itu adalah dengan menciptakan satu entitas yang akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Jokowi merujuk pada aksi korporasi penggabungan (merger) antara tiga bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara(BUMN). Ketiganya yakni PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT BNI Syariah. Total aset tiga entitas bank syariah itu hingga semester I-2020 adalah Rp214 triliun.
“Sederhananya, semua aset bank syariah milik negara akan dilebur jadi satu untuk melahirkan bank syariah raksasa,” ujarnya.
Potensi Besar
Di sisi lain, kata Jokowi, pemerintah juga terus mengembangkan bank wakaf mikro di berbagai tempat. Pemerintah juga bekerja sama dengan pondok pesantren dan organisasi keagamaan untuk memajukan industri keuangan syariah.
“Kita berharap industri keuangan syariah dapat menjadi industri keuangan alternatif untuk memajukan ekonomi rakyat,” ujarnya.
Pengembangan ekonomi syariah yang berbasis sektor riil, padat karya, dan industri halal sangat potensial untuk memperluas penyerapan lapangan kerja dan menciptakan usaha baru.
Untuk industri halal, Indonesia memiliki banyak produk halal unggulan seperti makanan, kosmetik, dan fesyen. Bahkan untuk produk fesyen Indonesia memiliki cita-cita untuk jadi pusat fesyen muslim terbesar di dunia.
“Sayangnya potensi yang besar dalam industri halal juga belum dimanfaatkan dengan baik, karena itu upaya pengembangan yag integratif dan komprehensif perlu kita terus lakukan,” ujar Jokowi.
Total aset industri keuangan syariah mencapai Rp1.639 triliun per Juli 2020. Aset tersebut mencakup perbankan syariah, pasar modal syariah, dan industri keuangan syariah lainnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara nasional perbankan syariah mencatat aset Rp542,83 triliun dengan pangsa pasar 6,11%. Sementara pasar modal syariah memiliki total aset lebih tinggi, yakni Rp985,96 triliun dengan pangsa pasar 17,8%. (SKO)