Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Rakornas Penyelenggara Pemilu, Jakarta, 8 November 2023 (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Kepresidenan)
Nasional

Jokowi Klaim Pemilu di Indonesia Tidak Mudah Diintervensi

  • Presiden menyebut bahwa pemilu merupakan ajang demokrasi terbesar yang diawasi banyak masyarakat sehingga tidak mudah untuk diobok-obok pihak tertentu.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia tidak mudah diintervensi. Hal itu dikatakan Presiden dalam sambutan pada Pembukaan Rakornas Penyelenggara Pemilu, Rabu 8 November 2023. 

Presiden menyebut bahwa pemilu merupakan ajang demokrasi terbesar yang diawasi banyak masyarakat sehingga tidak mudah untuk diobok-obok pihak tertentu.  “Banyak yang menyampaikan pemilu kita mudah diintervensi, diintervensi dari mana?” kata Jokowi, dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden. 

Jokowi menjelaskan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada saksi dari berbagai partai. “Semua TPS ada saksi dari partai, belum juga aparat yang juga ada di dekat TPS,” jelasnya.

Menurut Presiden, pemilu yang diselenggarakan merupakan pemilu yang terbuka dan dapat diawasi oleh siapa saja mulai masyarakat, media, dan lain sebagainya. “Jangan ada yang mencoba-coba untuk mengintervensi karena jelas sangat sulit,” tegas Jokowi.

Presiden menjelaskan terdapat 840 TPS dari Aceh sampai Papua yang diawasi oleh para saksi. Oleh sebab titu, Presiden meminta agar menyiapkan segala sesuatu tentang pemilu dengan detail. “Harus dicek, harus diawasi, harus turun ke lapangan, kalau bisa gunakan teknologi terkini,” kata Presiden. 

Pasalnya anggaran dana untuk Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) juga telah dinaikkan 200%.  Presiden meminta dalam penyelenggaraan pemilu harus melakukan inovasi dan mendengarkan aspirasi dari masyarakat. “Sehingga kita bisa menjaga suhu politik yang tetap aman dan damai,” kata dia. 

Jokowi meminta kepada DKPP, KPU, Bawaslu hingga tim pemeriksa daerah untuk mengontrol tegas dan mengawasi apabila terdapat hal yang berpotensi mengganggu jalannya demokrasi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyinggung perihal acara makan siang bersama tiga Calon Presiden (Capres) yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Presiden menyebut acara tersebut untuk memberikan pesan demokrasi. “Bersaing silakan, berkompetisi silahkan, kompetisi itu biasa dan wajar,” ucap Presiden.

Menurutnya perbedaan politik dan pilihan itu merupakan hal yang wajar. “Jangan sampai yang di atas (Pejabat negara) sudah makan bersama yang di bawah (masyarakat daerah) masih ribut-ribut,” lanjut Presiden. 

Oleh karenanya, kerukunan dan persatuan bangsa tidak boleh dikorbankan terkait hal tersebut. “Kondusivitas harus kita jaga, Stabilitas, keamanan harus kita jaga bersama-sama,” kata Presiden.

Presiden meyakini bahwa demokrasi di Indonesia semakin berkualitas. Dirinya mengatakan masyarakat di Indonesia semakin bijak dalam memilih dan semakin dewasa dalam bersikap. 

Pasalnya pemilu adalah pestanya rakyat sehingga seharusnya mereka bergembira dan bersuka cita dalam berpesta. “Bukan kekhawatiran, bukan keresahan, bukan kerisauan yang hadir, tetapi kegembiraan yang hadir,” pungkas Presiden.