Pekerja memeriksa intalasi panel surya di gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin, 27 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Energi

Jokowi Mau Bikin Industri Panel Surya Terbesar di Asia Tenggara

  • Proyek pengembangan energi surya ini diperkirakan akan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil energi surya terbesar di kawasan Asia Tenggara

Energi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan pemerintah berencana membangun industri panel surya terintegrasi.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, proyek pengembangan energi surya ini diperkirakan akan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil energi surya terbesar di kawasan Asia Tenggara.

“Presiden Joko Widodo akan mengumumkan rencana ini pada akhir Juli atau awal Agustus,” kata Dadan, dikutip Rabu 26 Juli 2023.

Bahkan, pemerintah telah menggandeng sejumlah negara ASEAN sebagai mitra strategis untuk mewujudkan industri panel surya terintegrasi. Tak cuma negara ASEAN, pemerintah juga membuka peluang rencana kerja sama untuk membangun industri panel surya terintegrasi ini, termasuk mitra investor maupun lokasi pembangunan proyek. 

Calon Mitra

"Sekarang kita sudah mengamankan partner, tapi saya tidak akan mengumumkan siapa. Diskusi sudah sangat intens. Kita sudah berkunjung ke sana. Mereka sudah kunjungan ke sini, sudah ada lokasi yang dipilih. Tapi nanti presiden yang akan umumkan," ungkap Dadan.

Menyoal skalanya proyek ini, Dadan menyampaikan, proyek tersebut memiliki skala yang cukup besar di atas 10 gigawatt (GW).  Jadi industri ini sangat besar, berasal dari (negara) produsen yang memiliki kontribusi market share yang signifikan di dunia produksi panel surya ini," katanya.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki sumber energi matahari sebesar 2 juta kilometer persegi, sementara Singapura punya 700 kilometer persegi. Selain itu, pasar tenaga surya di kawasan ASEAN juga tercatat cukup besar seiring dengan banyaknya negara-negara di kawasan ini yang telah memproduksi rantai pasok tenaga surya.

Dari total 73 gigawatt kapasitas manufaktur listrik tenaga surya di ASEAN, saat ini separuhnya dipasok oleh ASEAN.

Sejauh Mana Bauran EBT di Indonesia?

Berdasarkan pada laporan Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 Kementerian ESDM, target bauran energi 23% pada 2025 masih jauh dari angka yang diharapkan. Pada 2022, bauran EBT baru berada di angka 14,11% saja. Sedangkan batu bara masih mendominasi bauran energi nasional dengan 67,21%. Sementara itu gas dan BBM menyumbang masing-masing sebesar 15,96% dan 2,73%.

Adapun pemerintah resmi menerbitkan aturan mengenai percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik. Beleid itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 tahun 2022. Perpres ini menjawab persoalan mengenai tarif listrik EBT yang akan dijual ke PT PLN (Persero).