Presiden Joko Widodo bermain tenis menggunakan teknologi Oculus VR di kantor pusat Facebook, Amerika Serikat tahun 2016.
Tekno

Jokowi Mulai Ketar-Ketir dengan Kehadiran Metaverse, Akui Indonesia Masih Tertinggal

  • Presiden Jokowi mengatakan Indonesia harus siap menyongsong kehadiran proyek-proyek baru masa depan manusia seperti metaverse.
Tekno
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan dunia saat ini telah berubah begitu cepat. Bagai berada di rel kereta cepat, Indonesia harus siap menyongsong kehadiran proyek-proyek baru masa depan manusia. Salah satu yang paling mutakhir adalah metaverse buatan Mark Zuckerberg, pendiri Facebook Inc..

"Perusahaan-perusahaan besar juga berlomba untuk membangun metaverse: Facebook yang sudah berubah jadi Meta, Epic Games, Roblox, Microsoft, semuanya masuk ke sana semuanya, sehingga perlu disiapkan strategi negara kita," katanya dalam acara Peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, Rabu, 15 Desember 2021.

Metaverse merupakan nama baru dari Facebook yang diluncurkan pada 28 Oktober 2021 lalu di acara Connect 2021. Metaverse adalah proyek virtual reality (VR) yang membantu orang-orang terhubung, menemukan komunitas, dan mengembangkan bisnisnya di dunia maya.

Kepala Negara mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi begitu cepat berkembang. Dengan kemunculan metaverse, orang-orang bisa menginvestasikan modal virtual mereka di dunia maya. Misalnya, lahan, kantor, rumah, restoran, dan lain-lain sehingga bisa menghasilkan uang ketika ada orang yang menyewanya.

"Saya saat itu belum bisa membayangkan seperti apa sebetulnya. Tapi sekarang, saya bisa mengerti betul bahwa kemajuan digital ini tidak bisa kita cegah lagi," pungkas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan Indonesia mau tidak mau harus menceburkan dirinya dalam pesatnya kemajuan teknologi. Jika tidak, maka Indonesia akan tetap jauh tertinggal di belakang negara-negara lain.

Untuk itu, dia mendorong instrumen pendanaan negara, perusahaan milik pemerintah dan swasta bergandengan tangan membentuk ekosistem digital yang kuat dan besar sehingga bisa memiliki daya saing tinggi di dunia global.

"Negara kita perlu menyiapkan sebuah strategi agar kita tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain, sehingga saya sampaikan kepada Menteri dan BUMN, kepada yang lain juga, waktu kita tidak banyak untuk bisa mengejar itu. Dan negara ini akan maju kalau kita bisa melompat, dan waktunya hanya dua tahun," tandasnya.

Peran BUMN

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga rupanya mulai mewaspadai disrupsi teknologi setelah kemunculan produk metaverse di AS.

Erick mengatakan bahwa kemunculan metaverse merupakan sebuah keniscayaan yang menandai gelombang ketiga perkembangan teknologi setelah media digital (online) saat ini.

"Sekarang sudah banyak yang bicara juga mengenai metaverse, gelombang ketiga di mana sebuah ekosistem digital yang di situ terjadi, menjadi turunannya seperti Bitcoin, NFT (non fungible token) dan hal-hal lainnya yang tidak pernah terpikirkan selama ini," katanya.

Dia menegaskan BUMN sebagai lokomotif  pembangunan nasional harus mampu beradaptasi dengan disrupsi teknologi dan terpacu melakukan berbagai penerapan program digitalisasi dan pengembangan teknologi.

Untuk itu, BUMN dituntut untuk harus mengoptimalisasi potensi bisnis digital yang berskala besar dengan cakupan pangsa pasar yang juga tidak kalah luas di dalam negeri.

"Karena itu kita mendorong transformasi digital yang berdasarkan pada tiga perspektif meliputi BUMN infrastruktur berupa jaringan fiber optik dan jaringan 5G, pendanaan seperti Initiative Capital Venture untuk pendanaan start up karya anak bangsa agar tidak lari ke luar negeri, dan tentu yang terakhir ekosistem dalam bentuk platform digital nasional sebagai enabler kreator lokal," papar mantan bos Inte Milan.

Dalam mewujudkan misi digitalisasi BUMN, Erick sangat mengapresiasi inovasi dan kreativitas anak bangsa yang terus bertumbuh.

Namun demikian, untuk mencapai ambisi tersebut pemerintah harus memiliki fondasi sumber daya manusia yang memadai. Erick menyebut bahwa modal SDM menjadi kekuatan utama untuk masa depan Indonesia.

"Karena transformasi bisnis dan digital tidak akan ada artinya apabila kita tidak melakukan transformasi human capital terutama di generasi muda. Oleh karena itu BUMN menyiapkan karpet merah bagi talenta hebat dari perguruan tinggi," ungkapnya.

Perusahaan Metaverse Indonesia

Sebetulnya, dalam proyek VR, anak muda Indonesia juga tidak kalah bersaing. Seperti terbukti baru-baru ini, salah satu perusahaan pengembangan teknologi metaverse, WIR Group masuk dalam jajaran nominasi “Metaverse Companies to Watch in 2022” versi majalah bisnis internasional Forbes GE.

Grup perusahaan yang telah berdiri sejak 2009 tersebut sejajar dan disandingkan dengan perusahaan raksasa teknologi dunia lainnya seperti Apple, Microsoft hingga Facebook.

Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Forbes GE, disebutkan bahwa WIR Group merupakan perusahaan terkemuka dan pemimpin pasar dalam teknologi realita digital yakni artificial intelligence, augmented reality, dan VR di kawasan Asia Tenggara.

Perusahaan metaverse berbasis Jakarta Barat ini juga dianggap dapat menyelesaikan berbagai projek mixed reality yang merupakan gabungan dari dunia nyata dan virtual di lebih dari 20 negara termasuk platform online to online (o2o) bagi masyarakat di kawasan ASEAN.

WIR Group didirikan oleh Daniel Surya, Michael Budi, Philip Cahyono, dan Jeffrey Budiman pada tahun 2009. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi, khususnya Augmented Reality dan beberapa teknologi lainnya.

Group ini terdiri dari beberapa anak usaha, antara lain AR&Co, DAV, Mindstores. Selama dua tahun berturut-turut, WIR Group mewakili dan memamerkan teknologi Indonesia di Paviliun Indonesia pada World Economic Forum 2019 & 2020 di Davos, Swiss.

Selain itu, perusahaan yang merupakan singkatan dari We Indonesians Rock, Rise and Rule ini juga dianggap telah berhasil memberikan sebuah langkah kepastian dalam memberikan solusi-solusi yang relevan dan dapat diaplikasikan untuk para pengguna nya saat ini.

Di samping itu, WIR Group sendiri juga diketahui telah menorehkan sejumlah prestasi di taraf internasional, di antaranya memiliki lima paten dalam teknologi augmented reality yang terdaftar di forum kekayaan intelektual global (World Intellectual Property Organization/WIPO) yang mencakup 154 negara di seluruh belahan dunia.

Menteri Kominfo Johnny G Plate pun menyampaikan kebanggaannya dan mengaku terus berkoordinasi dengan WIR Group untuk saling memutakhirkan perihal perkembangan dari sisi inovasi dan regulasi.