Menteri Investasi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.jpeg
Nasional

Jokowi Naikkan Target Investasi 2023 Jadi Rp1.400 Triliun, Bahlil: Siap Kerja Ekstra

  • Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan terget realisasi investasi di 2023 dinaikkan menjadi Rp1.400 triliun atau lebih dari tahun 2022 diangka Rp1200 triliun.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan terget realisasi investasi di 2023 dinaikkan menjadi Rp1.400 triliun atau lebih dari tahun 2022 diangka Rp1.200 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan meski target dinaikkan namun Indonesia tidak akan membeda-bedakan perilaku bagi investor asing. Serta bekerja keras penuh untuk tetap mencapai target yang telah ditetapkan.

"Ini sudah sangat paten mudah-mudahan target tahun 2023 Rp1.400 triliun bisa tercapai, tambah kerja ekstra untuk capai ini," kata Bahlil dalam Konpers Realisasi Investasi Triwulan IV di Kementerian BKPM pada Selasa, 24 Januari 2023.

Bahlil Lahadalia menambahkan adanya kenaikan target berasal dari capaian realisasi investasi yang mentereng sepanjang 2022 yakni 106% dari target Rp1.200 triliun atau mencapai Rp1.207 triliun.

Adapun 5 besar negara yang berinvestasi sepanjang 2022 peringkat pertama diduduki oleh Singapura dengan sebesar US$13,3 miliar setara dengan Rp199,2 triliun (Kurs Rp14.900 per dolar AS).

Disusul China dengan nilai investasi secara komulatif mencapai US$8,2 miliar atau setara dengan Rp122,8 triliun, Hongkong mencapai RpUS$5,5 miliar setara dengan Rp82,4 triliun.

Diposisi keempat ada Jepang dengan capaian investasi diangka US$3,6 miliar setara dengan Rp53,9 triliun dan terkahir atau posisi kelima ada negeri Jiran, Malaysia di angka US$3,3 miliar atau setara dengan Rp49,4 triliun.

Bahlil mengungkapkan Malaysia menempati posisi kelima disebabkan oleh realisasi investasi Lotte Chemical Titan.

"Malaysia teman-teman jangan terkecoh ini bukan uangnya orang malayisa ini malaysia sebagai hub untuk melaukan investasi dari korea, Lotte. Ini hub dari Malaysia jadi jangan pikir uangnya dari orang malaysia orang Indonesia punya uang lebih banyak. Jadi [Malaysia] beda-beda tipis dari Singapura jadi hub," tandasnya.