Jokowi Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kembali Melaju di 2022
- Presiden Joko Widodo optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini melanjutkan tren pemulihan yang mulai terjadi sejak tahun lalu.
Nasional
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo optimistis terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun 2022. Hal ini untuk melanjutkan tren pemulihan yang mulai terjadi sejak tahun lalu.
Ekonomi Indonesia pada tahun 2021 tumbuh 3,69% year on year (yoy) setelah terkontraksi cukup dalam 2,07% yoy pada tahun 2020. Adapun, asumsi makro APBN 2022 meamatok pertumbuhan ekonomi tahun 2022 di angka 5,2%.
"Tahun 2022 menyajikan berbagai peluang transformasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik terutama dalam bidang green economy dan teknologi informasi," katanya dalam sambutan virtual Mandiri Investment Forum 2022, Rabu, 9 Februari 2022.
Kepala Negara mengungkapkan bahwa berbagai tren pemulihan sudah mulai terlihat pada tahun lalu. Realisasi investasi mencapai Rp901,02 triliun atau tumbuh 9% dengan Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh 10% yoy menjadi Rp454 triliun.
Sementara itu, ekspor tumbuh 41,9% yoy atau sebesar US$232 miliar dan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Di sisi lain, impor juga tumbuh 38,6% 4 yang menunjukkan gairah ekonomi domestik.
Awal tahun ini, kinerja ekonomi pun kembali membaik. Hal itu ditunjukkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Januari yang kembali naik menjadi 53,7 dari Desember di level 53,5.
Selain itu, inflasi Januari 2022 juga juga meningkat menjadi 2,18% yoy dan cadangan devisa sebesar US$141,3 miliar.
- Proyek Jalan Akses Tol Makassar New Port Masuk Tahap Konstruksi
- CIMB Niaga Luncurkan OCTO Loan untuk Permudah Pengajuan Kredit Secara Online
- Dorong Bauran EBT 2025, Kementerian ESDM Kawal Target COD
Jokowi menegaskan kunci pemulihan ekonomi tahun ini adalah penanganan pandemi COVID-19 di tengah kekhawatiran penyebaran varian Omicron yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada Februari ini.
Selain itu, kecepatan vaksinasi bisa mendorong sentimen positif terhadap pergerakan ekonomi domestik, terutama konsumsi masyarakat yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
"Kondisi pandemi COVID-19 dan penangananya masih menjadi faktor penentu. Percepatan vaksinasi dan pengendalian pandemi yang lebih baik jadi kunci keberhasilan kita dalam melakukan pemulihan ekonomi," papar Jokowi.
Vaksinasi nasional hingga 8 Februari telah mencapai 325,51 juta dosis yang meliputi dosis pertama sebanyak 187,16 juta dosis (89,87%), dosis kedua sebanyak 132,39 juta dosis (63,57%) dan dosis ketiga sebanyak 5,95 juta dosis (2,86%).
Namun demikian, Indonesia harus tetap mewaspadai tantangan eksternal berupa normalisasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) mengenai tappering off yang diperkirakan akan dieksekusi lebih cepat.
Selain itu, ada pula potensi gangguan pada rantai pasokan yang memicu peningkatan inflasi akibat lonjakan harga komoditas.
Karena itu, Jokowi mendorong reformasi struktural perekonomian dengan mengarahkan kebijakan yang memberikan nilai tambah melalui investasi hilirisasi dan industrialisasi yang memacu produktivitas dan membuka lapangan pekerjaan.
"Reformasi struktural akan terus kita lanjutkan langkah untuk menciptakan iklim investasi yang semakin kuat," tandasnya.
Lebih lanjut, Jokowi menegaskan komitmen untuk melakukan reformasi ekonomi hijau dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Green Industrial Park di Kalimantan Utara akan menjadi showcase utama dan titik penting transformasi ekonomi.
"Kita akan dorong pentingnya penerapan environmental, social dan governance dalam berbagai aktivitas ekonomi dan secara bertahap beralih kepada sumber energi terbarukan untuk mewujudkan ekonomi hijau," ungkapnya.