Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana tiba di gedung DPR/MPR di Jakarta pada Rabu, 16 Agustus 2023.
Makroekonomi

Jokowi Pamer Guyur Warga Miskin Rp3.212 Triliun Sejak 2015

  • Presiden Joko Widodo mengungkapkan pemerintah telah mengalokasikan dana perlindungan sosial mencapai Rp3.212 triliun dari 2015 hingga 2023. Anggaran itu digunakan untuk sejumlah program dan bantuan sosial.
Makroekonomi
Rizanatul Fitri

Rizanatul Fitri

Author

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan pemerintah telah mengalokasikan dana perlindungan sosial mencapai Rp3.212 triliun dari 2015 hingga 2023. Anggaran itu digunakan untuk sejumlah program dan bantuan sosial.  

Hal tersebut ia sampaikan dalam dalam Sidang Tahunan MPR di Jakarta pada Rabu, 16 Agustus 2023. Jokowi mengatakan anggaran yang mencapai ribuan triliun itu digunakan untuk Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) , Program Keluarga Harapan (PKH), dan Kartu Sembako. 

Bantuan juga mencakup perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya, serta re-skilling dan up-skilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Prakerja.

“Program itu bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang lebih unggul. Namun di saat yang bersamaan lapangan kerja juga harus tersedia sebesar-besarnya sehingga bisa menghasilkan produktivitas nasional,” terangnya.

Jokowi mengklaim sejumlah program pro-rakyat miskin itu telah berdampak nyata. Dia menyebut Indonesia berhasil menurunkan angka stunting atau tengkes menjadi 21,6% pada 2022, menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9% dan menaikkan Indeks Pemberdayaan Gender 76,5% di 2022.

Menurutnya, perlu dikembangkan sektor ekonomi baru untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya yakni dengan melakukan hilirisasi. "Sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window opportunity kita untuk meraih kemajuan," jelasnya.

Jokowi menyampaikan apabila hilirisasi terus dilaksanakan, ia percaya Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia. Berdasarkan perhitungannya dalam 10 tahun ke depan, pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai Rp153 juta atau sekitar US$10.900. 

Selanjutnya dalam 15 tahun ke depan, ia menyampaikan pendapatan per kapita Indonesia akan capai Rp217 juta atau US$15.800. Pendapatan per kapita berpotensi melesat jadi Rp331 juta atau US$25 ribu dalam 22 tahun ke depan. Angka tersebut naik empat kali lipat lebih jika dibandingkan dengan 2022 kemarin yang masih Rp71 juta.