Jokowi: Peluang Sektor Properti Indonesia Masih Sangat Besar
- Hal ini karena pertumbuhan keluarga baru mencapai 700-800 ribu per tahunnya dengan kinerja ekonomi secara nasional yang dinilai baik, yakni tumbuh stabil di atas 5%.
Properti
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai peluang sektor properti, real estat dan konstruksi di Indonesia masih sangat besar. Hal ini karena pertumbuhan keluarga baru mencapai 700-800 ribu per tahunnya dengan kinerja ekonomi secara nasional yang dinilai baik, yakni tumbuh stabil di atas 5%.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) XVII Tahun 2023 yang digelar di Grand Ballroom Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta, Rabu 9 Agustus 2023.
“Baru saja diumumkan hari Senin (7 Agustus 2023) kemarin, pertumbuhan ekonomi kita growth itu 5,17%, dan sudah tumbuh di atas 5% selama 7 kuartal berturut-turut. Di G20 itu, negara-negara G20 itu yang tumbuh di atas 5% hanya Indonesia, India, China,” tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis 10 Agustus.
Jokowi menyebut backlog kepemilikan rumah di Indonesia masih belasan juta unit. Untuk itu, Jokowi meminta agar perusahaan properti di tanah air dapat memperhatikan backlog dan kebutuhan masyarakat dalam menjalankan usahanya. "Kebutuhan kita masih sangat besar. Backlog kepemilikan rumah masih 12,1 juta, ini adalah sebuah peluang yang bisa dikerjakan seluruh anggota REI,” terangnya.
- Dari Air hingga Pemberdayaan Masyarakat, Inilah Cara BSD Terapkan ESG
- Terapkan ESG, Modalku Berkomitmen Patuhi 10 Prinsip UNGC
- Dukung ESG, Lippo Karawaci Optimalkan Penggunaan Air
Presiden mengacungi jempol ketangguhan sektor properti, real estat, dan konstruksi Indonesia. Di tengah perlambatan ekonomi global, sektor-sektor tersebut dinilai makin kompetitif dan memberikan kontribusi sangat besar terhadap perekonomian nasional.
“Saya senang, di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti, real estat dan konstruksi Indonesia termasuk yang tangguh, tahan banting, dan makin kompetitif," ujar Jokowi.
Jokowi menilai kontribusi sektor properti setiap tahun pada periode 2018-2022 mencapai Rp2.300-2.800 triliun. "Itu sangat besar dan memberikan kontribusi 16% dari PDB (Produk Domestik Bruto) ekonomi kita, besar sekali,” ujar Jokowi.
Serap Tenaga Kerja
Selain kontribusi dari sisi ekonomi, sektor properti, real estat, dan konstruksi juga melibatkan banyak tenaga kerja dalam perputaran ekonominya, mencapai 13-19 juta orang.
Menurut Jokowi, kontribusi terhadap PDB dan tenaga kerja tersebut membuat banyak negara ingin mendorong ekonominya pada sektor properti. “Kenapa banyak negara ingin men-drive ekonominya lewat usaha real estat, usaha-usaha properti? Karena kontribusi di PDB-nya sangat tinggi di semua negara,” tambahnya.
Selain itu, sektor properti, real estat, dan konstruksi memberikan efek berganda (multiplier effect) kepada 185 subsektor industri lainnya. Subsektor tersebut di antaranya bahan bangunan seperti semen, besi, batu bata, hingga furnitur, elektronik, dan peralatan rumah tangga. “Jangan lupa industri jasa, dari yang namanya tukang listrik, tukang sampah, tukang kebun, sedot WC, semuanya bisa bergerak,” ujarnya.