Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak Mentah dari Rusia
- Kenaikan harga BBM serta banyaknya permintaan menyebabkan pemerintah Indonesia kembali menimbang opsi membeli minyak mentah dari Rusia
Nasional
JAKARTA - Kenaikan harga BBM serta banyaknya permintaan menyebabkan pemerintah Indonesia kembali menimbang opsi membeli minyak mentah dari Rusia.
Opsi ini terus dipikirkan meski saat ini Rusia tengah dijatuhi sanksi ekonomi oleh negara barat dengan memberi tekanan pada harga minyak mentah Rusia.
"Semua opsi selalu kami pantau. Kalau ada negara [dan] mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi dalam sebuah wawancara yang dikutip TrenAsia.com dari Financial Times Selasa, 13 September 2022 .
Jokowi menambahkan, sebagai presiden, sudah jadi kewajiban bahwa pemerintah wajib untuk untuk mencari berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan energi rakyatnya.
Seperti diketahui, Indonesia memang bukanlah pembeli utama minyak Rusia. Namun, baru-baru ini, pemerintah memangkas subsidi untuk seluruh pembelian bahan bakar minyak.
Pencabutan subsidi bahan bakar minyak menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dilakukan setelah kebijakan tersebut dirasa memberatkan anggaran negara. Pemangkasan BBM subsidi menyebaban kenaikan harga BBM hingga 30%.
Kenaikan harga BBM menyebabkan harga pokok ikut melonjak karena alasan logistik. Saat ini. Pemerintah berupaya memberi insentif berupa bantuan tunai pada masyarakat untuk menjaga daya beli ketika harga beli mulai tinggi.
Di mata internasional, Indonesia dinilai sebagai negara yang berpotensi bergabung dengan negara-negara Asia lainnya termasuk China dan India yang telah menunjukkan kesediaan untuk membeli minyak mentah Rusia.
Padahal, sejumlah negara-negara Barat menghindari hubungan bisnis dengan Moskow sebagai aksi protes atas invasinya ke Ukraina.
Tak hanya itu, Eropa memberlakukan embargo parsial pada minyak Rusia pada akhir tahun. Pun halnya dengan negara anggota G7 yang mendorong pembatasan harga minyak Rusia yang akan membuat pasokan tetap mengalir sementara juga membatasi pendapatan Kremlin.
Indonesia sendiri memegang konsep politik bebas aktif. Sebagai salah satu pencetus gerakan non blok, Indonesia tak berpihak pada blok barat dan timur.
Meski demikian, lewat pidato yang disampaikan Menteri Pertahanan beberapa waktu lalu, Ibu pertiwi secara tegas tak membenarkan segala bentuk penjajahan. Namun di sisi lain, membenarkan upaya sebuah negara mempertahankan kedaulatannya.
Indonesia juga menjadi negara pertama yang berani mengunjungi Ukraina dan Rusia saat perang tengah memanas. Pada kunjungan tersebut, Jokowi telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada pertemuan tersebut, Jokowi mengudang dua pemimpin negara untuk hadir pada KTT G-20 yang akan diselenggarakan di Bali November mendatang.