Pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo dengan PM Singapura Lee Hsien Loong di  Bintan, Kepulauan Riau, Selasa, 25 Januari 2022.
Industri

Jokowi Sebut Singapura akan Investasi Rp131,8 Triliun di Sektor EBT dan Logistik

  • Selain investasi di sektor EBT, Singapura juga akan membenamkan uangnya di sektor logistik dengan total investasi mencapai US$9,2 miliar setara Rp131,8 triliun.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengantongi pendanaan baru dalam upaya mengembangkan energi terbarukan (EBT) di Indonesia. 

Sumber pendanaan itu diperoleh setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di  Bintan, Kepulauan Riau, Selasa, 25 Januari 2022.

Jokowi mengatakan, selain investasi di sektor EBT, negara tetangga Indonesia ini juga akan membenamkan uangnya di sektor logistik dengan total investasi mencapai US$9,2 miliar setara Rp131,8 triliun.

"Pertemuan retreat mencatat adanya investasi baru senilai US$9,2 miliar, antara lain di bidang energi baru terbarukan di sekitar Batam serta Pulau Sumba dan Manggarai Barat, NTT, serta pembangunan hub logistik di Pelabuhan Tanjung Priok," kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama secara daring antara Presiden RI dan PM Singapura.

Jokowi mengatakan, Singapura merupakan investor terbesar di Indonesia. Investasi Singapura di Indonesia pada Januari- September 2021 mencapai US$7,3 miliar.

Nilai investasi ini setara 32% dari total penanaman modal asing (PMA) yang tercatat mencapai Rp331,7 triliun hingga kuartal ketiga tahun 2021 lalu.

Jokowi mengatakan kedua negara pun telah mencapai kesepakatan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama energi dan green and circular economy development. Kerja sama ini diharapkan bisa mempercepat upaya transisi menuju energi hijau.

"Investasi di bidang energi dan energi terbarukan terus menjadi prioritas pemerintah Indonesia dalam rangka memajukan ekonomi hijau dan berkelanjutan," paparnya.

Jokowi sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah akan terus mencari sumber pendanaan baru karena pembiayaan energi hijau sangatlah besar. Diperkirakan investasi energi terbarukan mencapai US$87 miliar setara Rp1.249 triliun.

Berbicara dalam World Economic Forum, 20 Januari 2022 lalu, Jokowi menekankan Indonesia akan secara bertahap dan hati-hati melakukan transisi menuju energi hijau dengan melepaskan energi fosil batu bara yang telah puluhan tahun menjadi backbone sumber energi nasional.

Hal itu karena, selain pendanaan yang sangat besar, pengembangan energi hijau membutuhkan akses teknologi tinggi. Ketersediaan sumber daya manusia menjadi penopang untuk menggerakkan teknologi tersebut, sementara Indonesia belum siap.

"Indonesia telah berkomitmen secara bertahap memulai transisi ke energi ramah lingkungan. Tapi, transisi energi memerlukan pembiayaan, memerlukan pendanaan yang sangat besar, dan akses terhadap teknologi hijau," pungkas mantan Walikota Solo.