Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2021, Kamis, 9 Desember 2021.
Nasional

Jokowi Sebut Vaksinasi Dosis I Telah Mencapai 73,9 Persen, Total 263 Juta Dosis

  • Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa vaksinasi dosis pertama dan kedua sampai dengan 21 Desember 2021 masing-masing sudah mencapai 73,9% dan 51,8%
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa vaksinasi dosis pertama dan kedua sampai dengan 21 Desember 2021 masing-masing sudah mencapai 73,9% dan 51,8%. Total suntikan dosis pertama dan kedua telah mencapai 263 juta dosis.

"Sampai hari ini kita telah menyuntikkan 263 juta vaksin kepada masyarakat. Bapak-bapak Kiai bisa membayangkan, menyuntikkan kepada 263 juta kali suntikan, itu sebuah pekerjaan yang sangat rumit, sangat kompleks," katanya dalam acara Peresmian Pembukaan Muktamar ke-34 Nahdatul Ulama (NU) seperti tertuang dalam laman Setkab, Rabu, 22 Desember 2021.

Kepala Negara berharap hingga akhir tahun ini jumlah vaksinasi dosis lengkap bisa mencapai 70% agar segera mengerem laju pertumbuhan virus sehingga terjadi pemulihan ekonomi.

"Kita harapkan segera bisa mencapai 70 persen untuk mengejar agar COVID-19 ini tidak menyebar ke mana-mana lagi," paparnya.

Jokowi mengakui bahwa dalam melakukan vaksinasi, tidak mudah bagi tenaga kesehatan menjangkau masyarakat di daerah-daerah yang sulit dan jauh. Dengan kondisi topografis yang berpulau-pulau, peran nakes, TNI/Polri dan Satgas COVID-19 sangat penting dalam mendorong dan menyukseskan vaksinasi.

"Mereka membawa vaksinnya ke tempat-tempat yang sangat sulit, di atas gunung, ke pulau-pulau kecil dengan membawa perahu, dengan naik sepeda motor, membawa boks untuk pendingin vaksin. Sekali lagi Alhamdulillah, kita sudah mencapai 263 juta (suntikan)," ungkapnya.

Saat ini, pemerintah juga telah memulai vaksinasi pada anak-anak berusia 6-11 tahun. Sejak pertama kali dilakukan, total vaksinasi anak kini sudah mencapai 1 juta dosis.

Jokowi kembali mengimbau agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat setelah merebaknya varian baru COVID-19 yaitu Omicron. Kerja sama antarelemen masyarakat dan pemerintah perlu digalakkan untuk menekan penularan varian baru yang disebut lebih berbahaya dari varian Delta tersebut.

"Kita tetap harus masih hati-hati, masih harus waspada, karena sekarang muncul varian baru yang namanya Omicron. Telah ada 83.000 kasus di dunia dan ke negara kita Indonesia juga telah masuk. Sehingga sekali lagi sangat mengapresiasi protokol kesehatan," ucapnya.