Jokowi Siap Divaksin Rabu Ini, Saham-Saham Farmasi Melesat Tinggi
Pemerintah berencana memulai vaksinisasi COVID-19 pada Rabu, 13 Januari 2021. Rencananya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi orang pertama yang menerima vaksinisasi.
Industri
JAKARTA – Pemerintah berencana memulai vaksinisasi COVID-19 pada Rabu, 13 Januari 2021. Rencananya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi orang pertama yang menerima vaksinisasi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan sertifikat halal atas vaksin Sinovac di Indonesia. Dalam waktu dekat, kata dia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga bakal segera mengeluarkan izin peggunaan darurat vaksin atau emergency use authorization (EUA).
“Karena BPOM adalah badan independen yang secara scientific berhak untuk menentukan apakah vaksin ini layak atau tidak,” terang Budi kepada media, Senin, 11 Januari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Sontak, adanya kabar gembira itu langsung melesatkan saham-saham sektor farmasi di pasar modal. Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 14.21 WIB, hampir seluruh emiten farmasi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan harga yang cukup tajam.
Saham produsen jarum suntik PT Itama Ronaraya Tbk (IRRA) menjadi emiten farmasi dengan peningkatan harga tertinggi. Saham IRRA melesat 25% atau 740 poin ke level Rp6,250 per lembar.
Sepanjang rentang waktu itu, IRRA mencatatkan total transaksi Rp292 miliar dengan total 50,5 juta volume saham terjual. Sementara frekuensi transaksi IRRA kali ini mencapai 21.733 kali.
Peningkatan tajam kedua tertinggi terjadi pada saham PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF). Saham INAF melejit 1.250 poin atau 25% ke level Rp6.250 per lembar.
Total transaksi saham INAF hingga pertengahan penutupan perdangan ini mencapai Rp292,5 miliar. Volume saham terjual menyentuh 50,6 juta lembar dengan total 21.764 kali transaksi.
Melesat Tajam
Tidak jauh berbeda, anak usaha Indofarma, yakni PT Phapros Tbk (PEHA) juga turut mengalami peningkatan harga yang tinggi. Saham PEHA melesat hingga 24,81% atau 495 poin ke level Rp2.290 per lembar.
Sepanjang perdagangan, total transaksi PEHA mencapai Rp64,1 miliar. Volume transaksi hingga 27,2 juta lembar dan frekuensi 8.038 kali.
Selanjutnya, ada PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) yang melesat 20% atau 1.075 poin ke level Rp6.450 per lembar. Saham KAEF mampu mencatatkan total transaksi Rp814,3 miliar.
- IHSG Masih Konsolidasi Usai Rilis BI Rate, Simak Saham EMTK, LSIP, ZYRX, dan WIKA
- Saham Pilihan Mirae Sekuritas Juni 2021: BBRI Ditendang Diganti PRDA, Temani ANTM hingga INCO
- IHSG Terancam Bearish Jelang Rilis BI Rate, Rekomendasi Saham AALI, SMRA, BNGA, dan GGRM
Volume transkasi tercatat menyentuh 134,2 juta dengan frekuensi 43.698 kali. Asing turut mencatatkan aksi beli bersih di KAEF dengan nilai Rp20,24 miliar.
Selain itu, ada juga PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang mencatatkan peningkatan harga 18,06% atau 270 poin ke level Rp1.765 per lembar. KLBF meroket dengan total transaksi Rp728,2 miiar dan aksi veli asing Rp7,27 miliar.
Sepanjang perdagangan, volume saham KAEF telah terjual hingga 424,6 juta lembar. Sementara frekuensi transaksinya mencapai 53.796 kali.