Jokowi Soroti Resesi Global Inggris dan Jepang, RI Harus Hati-Hati
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan situasi ekonomi global saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja atau kurang menguntungkan. Dia menyatakan, beberapa negara termasuk Inggris dan Jepang, kini menuju arah resesi.
Nasional
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan situasi ekonomi global saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja atau kurang menguntungkan. Dia menyatakan, beberapa negara termasuk Inggris dan Jepang, kini menuju arah resesi.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2024, pada Senin, 6 Mei 2024.
“Kita tahu beberapa negara termasuk pada resesi, Jepang, inggris, dan beberapa negara eropa berada pada posisi menuju ke sana, menuju pada resesi,” kata Jokowi dalam acara Musrenbangnas yang berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta.
- Mengenal Perjanjian Roem-Royen yang Diperingati Setiap 7 Mei
- Belum Banyak yang Tahu, Ini Cara Mudah Mengajukan Utang ke Koperasi Pinjaman
- 7 Tips Memilih Open Trip Pendakian Gunung Supaya Terhindar Penipuan
Jokowi menyampaikan, diperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya tumbuh 3,2%. Efek runtuhan dari COVID-19 masih dirasakan hingga saat ini. Oleh karena itu, pentingnya berhati-hati dalam pengelolaan segala aspek, khususnya ekonomi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kita dalam mengelola fiskal, mengelola anggaran betul-betul harus detail, betul-betul harus hati-hati. Jangan sampai ada yang meleset dari rencana yang sudah kita buat dan betul-betul memperhatikan skala prioritas,” ujarnya.
Presiden Jokowi menekankan, jangan sampai ada uang yang meleset penggunaannya dari rencana yang sudah dibuat. Kehati-hatian, harus betul-betul dilakukan dalam mengelola setiap rupiah anggaran yang dimiliki untuk rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.
“Jangan sampai ada uang rupiah meleset dari rencana yang sudah kita buat, dan betul-betul memperhatikan skala prioritas,” ujar Presiden.
Pada kesempatan itu, Jokowi menyatakan saat ini ada dua hal yang menjadi kekhawatiran utama bagi banyak negara, yaitu harga minyak dan skala bunga pinjaman.
“Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban pada fiskal sangat besar. Sekali lagi oleh sebab itu kita harus betul-betul hati-hati dalam mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki,” ungkapnya.
Jokowi juga mengatakan, saat ini pemerintah telah memiliki rencana pembangunan jangka panjang dan menengah. Akan tetapi, perihal sinkronisasi pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah jadi perhatiannya saat ini.
“Kita telah memiliki rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan kita masing-masing telah memiliki rencana kerja pemerintah. Tetapi yang belum adalah sinkron atau tidak. Rencana besar dari yang kita miliki ini yang belum, oleh sebab itu sinkronisasi itu jadi kunci,” kata Jokowi.
- Harga Beras Bulog Naik Jadi Rp12.500 per Kg
- Pembiayaan Mutifinance Tumbuh 12,17 Persen, Terbanyak untuk Investasi dan Modal Kerja
- Sri Mulyani Sebut Perlu Triliunan Dolar AS untuk Atasi Perubahan Iklim
Pertumbuhan ekonomi Jepang negatif dalam dua kuartal beruntun, yaitu minus 3,3% secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal III 2023 dan turun 0,4% yoy di kuartal berikutnya.
Demikian halnya dengan ekonomi Inggris. Pada kuartal III 2023, tercatat perekonomian Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,1%, yang diikuti dengan penurunan lebih lanjut pada kuartal IV 2023 sebesar minus 0,3%. Pertumbuhan ekonomi yang negatid selama dua kuartal berturut-turut ini merupakan indikator bahwa ekonomi suatu negara telah memasuki fase resesi teknis.