Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pidato di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Nasional

Jokowi: Tenaga Kerja Baru Bertambah 21,3 Juta pada Periode 2015-2024

  • Jokowi juga menegaskan bahwa rasio utang Indonesia adalah salah satu yang terendah di antara negara-negara G20 dan ASEAN, menunjukkan kehati-hatian dalam pengelolaan fiskal nasional.

Nasional

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dalam pidatonya di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, menyatakan bahwa tenaga kerja baru telah bertambah sebanyak 21,3 juta pada periode 2015-2024.

Dalam pidato yang disampaikan pada Jumat, 16 Agustus 2024, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia telah berhasil menghadapi berbagai tantangan global yang berat selama satu dekade terakhir dan mampu menjaga stabilitas serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kita patut bersyukur. Sebagai bangsa yang tangguh, Indonesia mampu menghadapi tantangan yang sangat berat selama 10 tahun terakhir, mulai dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang, dan berbagai ancaman krisis, serta perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana,” ujar Jokowi dalam pidatonya yang ditayangkan secara virtual, Jumat, 16 Agustus 2024.

Pertumbuhan Ekonomi dan Penambahan Tenaga Kerja Baru

Jokowi menyatakan bahwa meskipun Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan ketidakpastian global, kondisi politik dan ekonomi dalam negeri tetap stabil. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di kisaran 5,0%, yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi global yang sebesar 3,4%.

“Alhamdulillah, walau diterpa banyak tantangan dan ketidakpastian, kondisi politik dan ekonomi kita tetap stabil, bahkan mampu tumbuh secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4%,” kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyoroti penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta orang selama periode 2015–2024. 

Hal ini, menurutnya, menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dan menurunkan tingkat pengangguran yang kini berada di angka 4,8% pada tahun 2024.

“Penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024. Rasio utang kita juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN,” papar Jokowi.

Jokowi juga menegaskan bahwa rasio utang Indonesia adalah salah satu yang terendah di antara negara-negara G20 dan ASEAN, menunjukkan kehati-hatian dalam pengelolaan fiskal nasional.

“Rasio utang kita juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN,” tambah Jokowi.

Kinerja Ekspor dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Dalam pidatonya, Jokowi juga menyampaikan pencapaian dalam sektor ekspor Indonesia yang mengalami peningkatan lebih dari 70%, mencapai US$259 miliar pada tahun 2023. Neraca transaksi berjalan Indonesia secara bertahap terus menguat, sementara neraca perdagangan selalu mencatat surplus selama 51 bulan terakhir.

“Nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70%, mencapai 259 miliar dolar AS di tahun 2023. Neraca transaksi berjalan secara bertahap terus menguat. Neraca dagang selalu mencatat surplus selama 51 bulan terakhir,” ungkap Jokowi.

Jokowi juga menyoroti peningkatan signifikan dalam indikator kesejahteraan masyarakat. Tingkat kemiskinan nasional turun tajam menjadi 9,03% di tahun 2024, dengan angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83%.

“Tingkat pengangguran turun menjadi 4,8% di tahun 2024. Tingkat kemiskinan turun tajam menjadi 9,03% di tahun 2024. Angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83% di tahun 2024,” jelas Jokowi.

Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan SDM

Presiden Jokowi juga menyinggung kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan infrastruktur yang bersifat Indonesiasentris. Pembangunan jalan tol dan jalan nasional, bendungan dan irigasi, pelabuhan dan bandara, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi beberapa proyek infrastruktur yang berhasil diselesaikan oleh pemerintah.

“Kita juga telah merasakan kemajuan pembangunan infrastruktur yang Indonesiasentris. Mulai dari jalan tol dan jalan nasional, bendungan dan irigasi, pelabuhan dan bandara, pembangunan IKN Nusantara, dan masih banyak lainnya,” terang Jokowi.

Selain itu, Jokowi menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berdaya saing, produktif, dan inovatif melalui berbagai program reformasi pendidikan, transformasi sistem kesehatan, dan penguatan jaring pengaman sosial.

“Bantuan pendidikan terus diberikan untuk masyarakat miskin dan rentan. Program Indonesia Pintar untuk pendidikan sekitar 20 juta siswa pertahun. Program KIP Kuliah dan Bidik Misi untuk pendidikan 1,5 juta mahasiswa. Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pendidikan sekitar 45 ribu mahasiswa,” jelasnya.

Jokowi juga memaparkan hasil perbaikan sektor kesehatan, seperti turunnya angka kematian bayi dari 27 per seribu kelahiran menjadi 17 per seribu kelahiran pada tahun 2023, serta turunnya angka prevalensi stunting dari 37,2% menjadi 21,5% di tahun yang sama. Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga meningkat dari 133 juta menjadi 273 juta orang pada tahun 2024, di mana separuh dari jumlah tersebut adalah penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah.

“Upaya perbaikan di sektor kesehatan juga menunjukkan hasil yang baik. Angka kematian bayi turun dari sebelumnya 27 per seribu kelahiran menjadi 17 per seribu kelahiran di tahun 2023. Angka prevalensi stunting turun dari 37,2% menjadi 21,5% di tahun 2023,” papar Jokowi.

Transformasi Ekonomi dan Lompatan Kemajuan

Melihat ke depan, Jokowi menekankan pentingnya peran APBN dalam memperkokoh lompatan kemajuan Indonesia sehingga dapat keluar dari middle-income trap. Menurutnya, hal ini bisa dicapai melalui pemanfaatan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, serta meningkatkan daya tarik investasi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.

“Ke depan, peran APBN harus kita manfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap, yaitu dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, dan membuka lebih banyak lapangan kerja,” pungkas Jokowi.