Rahmat Erwin Abdullah meraih medali perunggu dari cabang angkat besi pada Olimpiade Tokyo 2020 / Dok. Olympics
Nasional

RI Raih Medali Ketiga Olimpiade Tokyo dari Rahmat Erwin Abdullah, Jokowi Bangga

  • Presiden Joko Widodo turut berbangga atas raihan pretasi lifter terbaik Indonesia Rahmat Erwin Abdullah pada Olimpiade Tokyo 2020 yang berhasil meraih medali perunggu.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo turut berbangga atas raihan pretasi lifter alias angkat besi terbaik Indonesia Rahmat Erwin Abdullah pada Olimpiade Tokyo 2020. Turun di kelas 73 kg, atlet 21 tahun ini berhasil mengangkat total 342 kg dan meraih medali perunggu.

"Satu medali lagi dari Olimpiade Tokyo untuk Indonesia. Atlet angkat besi putra, Rahmat Erwin Abdullah, merebut medali perunggu di jelas 73kg dalam pertandingan malam ini. Selamat untuk Rahmat," ujar Jokowi melalui akun Instagram @jokowi, Rabu, 28 Juli 2021.

Indonesia kini total mengumpulkan tiga medali di Olimpiade Tokyo 2020; satu medali perak yang disumbangkan lifter Eko Yuli Irawan di kelas 61 kg dan Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg putri. Dari tangga klasemen sementara, Indonesia menempati posisi ke-39.

Pencapaiaan Rahmat yang tampil di Tokyo International Forum sangat mengharukan. Pasalnya, sejak Eko dan Windy berhasil mempersembahkan medali untuk tim Merah-Putih, Rahmat terlihat tertekan karena ini merupakan debutnya di Olimpiade.

Aliran DNA-nya mengalir tak tentu karena menggebu-gebu ingin meraih prestasi serupa. Padahal, sebetulnya dia sedang dalam kondisi tidak bugar akibat cedera.

Akhirnya, mimpi atlet asal Makassar, Sulawesi Selatan ini terwujud. Di panggung kompetisi olahraga tertinggi di dunia Rabu malam, dia berhasil mengumpulkan poin demi poin untuk menyingkirkan para pesaingnya.

Ada empat lifter pesaingnya di Grup B. Mereka adalah Jorge Cardenas (Meksiko), Mahmoud Alhumayd (Arab Saudi), Brandon Wakeling (Australia) dan Abderrahim Moun (Maroko).

Adapun pada sesi pertama, Rahmat mampu melakukan angkatan 190 kg clean dan jerk (dua tahap). Kemudian dia juga mampu mengangkat snatch 152 kg. Total, dia mengumpulkan angkatan 342 kg. 

Pencapaian ini sekaligus merupakan angkatan terbaik dalam kariernya. Sebelumnya, Rahmat memiliki angkatan snatch terbaik 148 kg dan clean & jerk 187 kg.

Kali ini, Rahmat hanya kalah dari atlet China, Shi Ziyong, yang meraih emas usai melakukan total angkatan 364 kg. Semantara medali perak diraih wakil Venezuela, Julio Mayora, dengan total angkatan 346 kg.

“Saya tidak tahu mengapa paha belakang saya cedera. Tidak pernah sebelumnya seperti ini. Kalau dalam kondisi normal, saya mungkin bisa mengangkat 200 kg clean & jerk . Padahal waktu angkatan snatch sudah berada enak banget, power-nya juga sudah dapat,” papar Ramat, dikutip TrenAsia.com dari situs Kemenpora.

Kepada seluruh masyarakat Indonesia, dan terutama keluarganya, Rahmat menyampaikan terima kasih atas dukungan dan doa yang tak terhingga. Dia pun tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.

"Saya sangat bersyukur. Medali ini saya persembahkan untuk keluarga saya, ayah dan ibu. Untuk seluruh masyarakat Indonesia, Kemenpora, NOC Indonesia, PB PABSI, serta semua yang sudah mendukung saya," ungkapnya.

Rahmat yang turun di kelas 73 kg itu lolos ke Olimpiade Tokyo setelah Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) melakukan penyesuaian poin dan kelas dari setiap lifter pada 6 Juni lalu. Rahmat mengumpulkan 3,551.5311 poin, berdasarkan catatan resmi IWF.

Perjalanan peraih medali emas SEA Games 2019 Filipina ini dalam meraih tiket Olimpiade bisa dibilang cukup mendebarkan. Pasalnya, menurut data IWF hingga April 2021, Rahmat masih berada di peringkat ke-22 dunia.

Di Olimpiade 2020, Rahmat mewakili Indonesia, bersama dengan China dan Jepang untuk membawa nama Asia di ajang paling bergengsi yang tertunda digelar tahun lalu.*