Jokowi: Untuk Menjadi Negara Maju Indonesia Harus Membuat Lompatan
- Presiden Joko Widodo memiliki ambisi untuk membawa Indonesia menjadi salah satu negara kaya namun syaratnya harus berani membuat lompatan.
Nasional
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memiliki ambisi untuk membawa Indonesia menjadi salah satu negara kaya dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2045.
Untuk mencapai ambisi tersebut, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia harus berani membuat lompatan dan menghadapi tantangan guna mengejar ketertinggalan. Bahkan dengan melewati rel yang tidak dimiliki negara lain.
"Kalau tidak melompat, ya jangan berharap kita bisa mendahului negara-negara lain yang sudah lebih maju dari kita. Kita harus melakukan lompatan kemajuan, kita harus berwatak trendsetter, bukan watak follower," ujarnya dalam sambutan membuka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI, Senin, 6 Desember 2021.
- Pemerintah Perpanjang PPKM Luar Jawa-Bali hingga 23 Desember 2021
- Berganti Wajah! Awalnya Sarang Pecandu Narkoba, Desa Ini Kini Jadi Kebanggaan Negaranya
- Potensi Raup Rp8 Triliun, Waskita Karya Sudah Divestasi 4 Ruas Tol Akhir 2021
Kepala Negara menegaskan bahwa gelombang globalisasi tidak terhindarkan lagi, bukan hanya mobilitas fisik antarnegara yang semakin tinggi, bukan juga hanya mobilitas barang dan uang yang semakin mudah antarnegara.
Ia mengatakan bahwa yang terjadi saat ini adalah mobilitas gagasan dan pengetahuan yang juga tak kalah cepatnya melalui ranah digital.
Konsekuensinya, globalisasi melahirkan dunia yang hyper kompetisi, yaitu dunia yang diwarnai oleh kompetisi yang super ketat. Oleh karena itu, satu pilar utama dalam menjaga kedaulatan adalah memenangkan kompetisi.
"Kita harus memenangkan kompetisi di dalam negeri, kita harus memenangkan kompetisi di pasar global, di pasar luar negeri. Kita harus lebih unggul dari negara lain, dan kita harus mampu mendahului negara lain dalam dunia yang semakin kompetitif," pungkas Jokowi.
Jokowi mengibaratkan dengan seseorang yang naik kereta untuk mencapai tujuan. Bahwa Indonesia harus mampu menciptakan rel baru atau mencari rel-rel baru untuk bisa sama-sama mencapai tujuan, yaitu menjadi negara maju.
"Oleh karena itu, kedaulatan harus diperjuangkan dengan inovasi, harus diperjuangkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," tandas mantan Gubenur DKI Jakarta.
Jokowi memandang bahwa Keketuaan Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 harus menjadi momentum bagi Indonesia untuk membuktikan dirinya sebagai bangsa yang bisa beradaptasi terhadap perubahan global.
Ada tiga isu utama yang dicanangkan pemerintahan Jokowi selama Presidensi G20 tahun 2022, di antaranya pembangunan infrastruktur kesehatan global, transisi energi baru dan terbarukan (EBT) dan digitalisasi.
"Ini sebagai momentum untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia di dunia internasional, kepemimpinan Indonesia untuk mewarnai arah dunia, dan kepentingan Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang," katanya.
Jokowi mengatakan, jika pada tahun 1955 Presiden Soekarno mampu memimpin negara-negara Asia-Afrika melakukan pertemuan tingkat tinggi di Bandung, maka sekarang sudah saatnya Indonesia menunjukkan wajahnya yang baru kepada dunia.
"Perjuangan ini seperti perjuangan Bung Karno dalam memimpin negara-negara Asia-Afrika. Sekarang ini, kita memimpin negara-negara terkaya dunia untuk membangun dunia yang lebih baik, yang lebih berkeadilan bagi kita semua, bagi masa depan dunia," ungkapnya.